Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Banjir di Awal Tahun 2020 Bukan karena Air Kiriman

Kompas.com - 15/01/2020, 15:46 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga mengatakan, ada beberapa tipe banjir yang melanda wilayah Jabodetabek selama ini.

Tipe-tipe itu terbagi menjadi empat, mulai dari banjir kiriman, banjir Bodetabek atau banjir lokal, banjir rob saat air pasang laut, dan banjir besar siklus 4 atau 5 tahunan.

Secara spesifik, Yoga mengungkapkan bahwa untuk banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya pada awal 1 Januari 2020 lalu, merupakan banjir lokal.

"Pertama banjir kiriman, yakni curah hujan tinggi di Puncak Bogor hujan deras dan mengaliri 13 sungai besar di Jakarta. Kedua banjir lokal, termasuk hujan besar di Jakarta," ucap Yoga di kantor Populi Center, Jalan S. Parman, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2020).

"Hujan lebat dan banjir itu dipengaruhi dua faktor, yakni kurangnya lebar sungai dan tidak bisa menampung air, serta sanitasi yang buruk. Itu banjir lokal," lanjutnya.

Baca juga: Kilas Balik Masa Pemerintah Hindia Belanda: Banjir Terbesar Jakarta Terjadi Tahun 1621 dan 1918

Selain dua itu, masih ada dua tipe banjir lainnya, yakni banjir rob saat bulan purnama yang menyebabkan air pasang hingga permukiman di pinggir laut tergenang.

Sementara yang terakhir adalah tipe banjir besar, siklus tahunan yang biasa terjadi pada Januari dan Februari.

"Kalau banjir kemarin posisi dua, banjir lebat di Jakarta sementara Puncak Bogor belum lebat. Kalau tidak salah pintu air masih siaga 2, belum siaga 1, jadi banjir kiriman belum ada faktor (penyebab banjir) kemarin," ucap Yoga.

Untuk diketahui, bencana banjir melanda Jakarta dan sekitarnya pada awal Januari 2020 lalu.

Hujan lebat yang terjadi pada 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 menyebabkan sejumlah wilayah mulai dari perumahan hingga jalan raya tergenang air dengan ketinggian yang beragam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com