Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Eks Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto Sulit Realisasikan Program Penanganan Banjir

Kompas.com - 19/01/2020, 06:50 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto punya cerita tentang penanganan banjir yang dia sebut dengan program Prokasih, atau program kali bersih.

Dikutip dari buku "Catatan Seorang Gubernur" yang ditulis Toeti Adhitama, Wiyogo mengatakan bahwa ada beberapa tantangan berat yang harus dilakukan untuk mewujudkan program yang dia singkat dengan nama Prokasih itu.

Salah satunya adalah dukungan pemerintah pusat terhadap program tersebut.

"Dengan pencanangan Prodasih (program udara bersih) dan Prokasih (program kali bersih) sebagai proyek nasional, secara konsekuen proyek itu seharusnya didukung pula secara nasional," kata Wiyogo.

Baca juga: Penjelasan Eks Gubernur DKI Wiyogo Atmodarminto Soal Banjir Jakarta dan Turunnya Permukaan Tanah

Dia hanya bisa berharap Prokasih tersebut bisa diperhitungkan oleh pemerintah pusat agar anggaran dari tiap departemen bisa berkaitan dengan program yang dia buat.

"Konkretnya dari aspek anggaran dan keterpaduan antar Departemen yang bersangkutan," kata dia.

Tidak hanya itu, tantangan selanjutnya adalah memindahkan warga dari bantaran kali agar bisa mengurangi pencemaran air di sekitar kali yang mengalir di Jakarta.

Program kali bersih tersebut diyakini dapat terlaksana apabila manusia yang membuat limbah bisa diedukasi agar tak membuang limbah ke sungai lagi.

"Berarti harus memindahkan warga yang ada di bantaran sungai tadi, berarti harus merelokasi mereka," ucap dia.

Baca juga: Cerita Wiyogo Atmodarminto Semasa Jadi Gubernur, Sulitnya Relokasi Warga di Bantaran Kali Jakarta

Tetapi tantangannya, lanjut Wiyogo, akan lebih mudah mewajibkan pabrik-pabrik yang membuat polusi menyaring limbah-limbahnya daripada memindahkan warga.

Lagi-lagi Wiyodo hanya bisa berharap agar di masa mendatang masyarakat siap untuk proses evolusi urban dan bbisa menaati peraturan-peraturan yang ada untuk kelancaran program kali bersih yang dia buat.

"(Jakarta di masa depan) Perkantoran, shopping center yang bersih dan nyaman. Daerah-daerah kumuh diganti dengan rumah-rumah susun," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com