JAKARTA, KOMPAS.com - Curah hujan pada awal tahun 2020 cukup tinggi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Diprakirakan, curah hujan masih akan cukup tinggi hingga Februari mendatang.
Karena itu wajar jika warga Ibu Kota was–was banjir akan terjadi lagi, seperti pada 1 Januari ini.
MAPID, perusahaan startup dari Bandung, berusaha untuk memfasiltasi masyarakat mengakses informasi peta wilyah rawan banjir di Jakarta.
Baca juga: DKI Akan Tambah 6 Alat Peringatan Dini Bencana, Dipasang di Lokasi Rawan Banjir
Dengan mengakses situs https://geo.mapid.io/banjirjakarta, masyarakat dapat melihat data banjir dari hari ke hari. Data disajikan dalam tampilan tiga dimensi yang mudah dipahami masyarakat
Informasi yang disampaikan berupa area genangan banjir yang dilengkapi dengan ketinggiannya. Selain itu, ada informasi tentang titik yang dijadikan lokasi pengungsian terdekat dari tempat tinggal mereka.
MAPID juga menampilkan informasi mengenai aliran sungai yang melintasi Jakarta beserta dengan status pintu airnya.
“Kami membuat data banjir yang interaktif agar masyarakat lebih mudah dalam memahaminya. Jadi kalau mau beli rumah, buka usaha, bisa lihat MAPID dulu, biar bisa lihat apakah daerah tempat saya berbisnis atau daerah rumah yang mau saya beli ini potensi banjir atau tidak,” kata CEO MAPID, Bagus Imam Darmawan, melalui keterangan persnya, Jumat (24/1/2020)
Bagus berharap, masyarakat dapat terbantu dengan informasi yang disajikan MAPID.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.