Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Lautze Jadi Simbol Toleransi Kawasan Pecinan di Sawah Besar

Kompas.com - 25/01/2020, 15:21 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan Masjid Lautze di kawasan pecinan Sawah Besar, Jakarta Pusat menjadi simbol toleransi bagi umat beragama di Indonesia.

Pasalnya, sejak hadir pada awal 1990-an, keberadaan masjid disambut baik oleh warga sekitar.

"Alhmadullilah banyak sekali sambutan yang dari saudara-saudara kita dari etnis Tionghoa," kata Pengurus Masjid, Yusman pada Jumat (24/1/2020).

Masyarakat sekitar tidak hanya menyambut positif keberadaan Masjid Lautze, tapi beberapa juga ada yang tertarik untuk belajar agama Islam di dalam masjid itu.

"Yang datang ke sini ada yang tanya-tanya sebatas tentang Islam, ada juga yang sudah punya niat menjadi mualaf masuk Islam, sehingga minta dibimbing di Masjid Lautze ini," kata Yusman.

Baca juga: Di Balik Tegaknya Masjid Lautze, Ada Peran BJ Habibie...

Masjid Lautze tidak hanya unik karena memiliki arsitektur khas bangunan Tionghoa, tetapi juga karena terdapat beberapa potong ayat Al-Quran yang ditulis dalam bahasa Arab, bahasa Mandarin, dan bahasa Indonesia, Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (11/1/2020).kompas.com / Nabilla Ramadhian Masjid Lautze tidak hanya unik karena memiliki arsitektur khas bangunan Tionghoa, tetapi juga karena terdapat beberapa potong ayat Al-Quran yang ditulis dalam bahasa Arab, bahasa Mandarin, dan bahasa Indonesia, Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (11/1/2020).

Hikmah warga sekitar

Keberadaan Masjid Lautze, menurut Yusman, juga membawa hikmah tersendiri bagi warga sekitar.

Masjid yang berada di Jalan Lautze menjadi terkenal hingga penjuru dunia.

Bahkan turis mancanegara pun menjadikan Masjid Lautze sebagai salah satu destinasi wisata rohani.

"Tadinya tidak begitu terkenal, sekarang menjadi terkenal bahkan di luar negeri juga terkenal Masjid Lautze. Jadi ya kami diterima dengan baik, enggak ada istilah penolakan, enggak ada," kata Yusman.

Baca juga: Syiar Islam Komunitas Tionghoa di Masjid Lautze...

Salah satu bukti Masjid Lautze hadir di tengah masyarakat adalah dengan aktifnya para pengurus dan umat dalam menjalankan kegiatan sosial.

Kegiatan sosial diadakan dalam bentuk kolaborasi dengan para pengurus tempat ibadah lain seperti gereja, wihara, kelenteng, serta warga sekitar.

"Ini banyak tempat ibadah malah bukan cuma masjid, masjid sedikit, malah minoritas. Banyak kelenteng, wihara, gereja," tutur Yusman.

"Sering kerja sama, bakti sosial, bila ada musibah kebakaran, kebanjiran kita sama-sama kerja sosial bantu sesama," ucapnya.

Baca juga: Jejak Orang Tionghoa dalam Penyebaran Islam di Pulau Jawa

Adapun, Masjid Lautze beralamat di Jalan Lautze Nomor 87-89, RT 010/RW 003, Karanganyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Masjid ini memang dibangun oleh keturunan Tionghoa.

Awal mula hadirnya Masjid Lautze, diawali dengan pendirian Yayasan Haji Karim Oei.

Tujuan pendirian masjid adalah untuk menyampaikan Islam kepada etnis Tionghoa. Dengan demikian, Yayasan Haji Karim Oei pun dibentuk dengan berpusat di kawasan Pecinan.

"Untuk menonjolkan Islam sebagai agama yang universal dan cocok untuk etnis Tionghoa," demikian informasi yang terdapat dalam situs Masjid Lautze.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com