Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro dan Kontra Warga Jakarta Menyikapi Penerapan Tilang ETLE

Kompas.com - 29/01/2020, 22:44 WIB
Tia Astuti,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain menertibkan lalu lintas dengan tilang yang mengerahkan polisi lalu lintas langsung ke jalanan, ada sistem tilang terbaru yaitu tilang elektronik atau tilang ETLE (electronic traffic law enforcement).

Tilang elektronik akan diterapkan di beberapa titik di Jakarta dan Bekasi.

Penerapannya dengan memasang kamera-kamera yang dapat merekam berbagai jenis pelanggaran yang dilakukan pengendara kendaraan bermotor.

Foto dan video pelanggaran yang tertangkap kamera-kamera ETLE akan diverifikasi oleh petugas dan akan dikirim ke rumah pengendara yang melanggar.

Baca juga: Kamera ETLE Identifikasi Pelat Nomor Jakarta, Bagaimana dengan Pelanggaran oleh Plat Nomor Pendatang?

Tilang ETLE akan dikhususkan bagi kendaraan berpelat B dengan pelanggaran seperti melanggar rambu, marka jalan, pengendara tak berhelm, dan pengendara yang menggunakan ponsel saat mengendarai kendaraan roda dua.

Saat ditemui kompas.com pada sosialisasi penerapan ETLE, Jumat (2/8/2019), Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengungkapkan penerapan tilang ETLE ini diharapkan dapat menurunkan angka kecelakaan hingga 40 persen.

Meskipun Kapolda Metro Jaya mengharapkan penurunan angka kecelakaan dengan tilang ETLE, masyarakat tetap terbagi menjadi kontra dan pro dalam menghadapi tilang ETLE yang direncanakan akan mulai diperluas Februari 2020.

Baca juga: Awas, Pengendara Motor Main HP Bisa Terekam Kamera ETLE Mulai 1 Februari

Salah seorang ojek online asal Kebon Jeruk, Jaenal (30) yang sedang menunggu penumpang di depan Pacific Place Mall merasa tilang ETLE ini akan merugikannya dalam mencari dan mendapatkan penumpang.

"Saya kurang suka dengan tilang elektronik ini karena kan saya setiap harinya biasa cari penumpang di daerah Sudirman. Kalau saya lagi lewatin JPO MRT Bundaran Senayan Ratu Plaza (salah satu titik kamera tilang ETLE) sambil megang HP karena kontak sama penumpang bagaimana?" ujar Jaenal.

Berbeda dengan Jaenal, Johan (35) pemuda asal Pondok Gede yang bekerja di kawasan SCBD justru lebih menyukai sistem tilang ETLE.

"Menurut saya lebih enak ya karena enggak perlu berhadapan sama polisi langsung," ujar Johan.

Baca juga: Ini Informasi Terbaru Terkait Sistem ETLE untuk Pengendara Motor

Pemuda lainnya yang berasal dari Pamulang dan juga bekerja di kawasan SCBD, Zaenal (35) berpendapat serupa dengan Johan, yaitu senang dengan adanya tilang ETLE.

"Iya kalau tilang yang ketemu polisi langsung kan suka ada transaksi legal jadi kurang adil aja," ujar Zaenal.

Zaenal dan Johan juga berpendapat kalau tilang ETLE kemungkinan lebih efektif daripada tilang yang mengerahkan pasukan Ditlantas langsung ke jalan.

"Kalau yang ditangkap kamera kan lebih jelas pelanggarannya apa dan hasilnya dikirim ke rumah. Kalau yang ditilang langsung di jalan kadang suka dicari-cari aja kesalahannya, jadi kadang harus ngeluarin duit lagi," ujar Johan.

Melansir dari Kompas Otomotif, total kamera tilang elektronik yang ditargetkan terpasang mencapai 105 unit. Lokasi pemasangan kamera bervariasi. Intinya akan dipasang pada titik-titik yang paling sering terjadi pelanggaran lalu lintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com