Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Flu dan HIV Mampu Bunuh Virus Corona? Begini Kata Dokter RSUI

Kompas.com - 04/02/2020, 16:08 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Seorang pasien asal China yang positif terinfeksi virus corona di Thailand dikabarkan sembuh usai diberi racikan obat flu dan anti-HIV.

Kriengsak Atipornwanich, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Rajavithi Thailand berujar, pasien itu langsung negatif virus corona selang 48 jam sejak memakai racikan itu, Minggu (2/2/2020).

Sepekan sebelumnya, Komisi Kesehatan Nasional China pun menetapkan Rumah Sakit Ditan Beijing, Rumah Sakit Youan Beijing, dan Pusat Medis No 5 Rumah Sakit Umum PLA, akan memakai anti-HIV buat menangani pasien virus corona.

Baca juga: Obat Flu dan Anti-HIV Diklaim Sembuhkan Pasien Virus Corona di Thailand

Meski begitu, dokter spesialis pulmonologi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Raden Rara Diah Handayani menyatakan bahwa kasus-kasus itu bisa saja kondisional.

Artinya, kasus-kasus itu bukan berarti obat flu dan anti-HIV dapat dijadikan obat standar guna memberantas virus corona di dalam tubuh.

"Yang sudah punya pasien (corona) dan juga melakukan terapi seperti itu baru sedikit, jadi memang belum bisa dikatakan bahwa itu nanti obatnya. Ini masih dalam proses penelitian," jelas Rara kepada wartawan di sela seminar bertajuk"Fakta Virus Corona dan Influenza" di RSUI Depok, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020) siang.

"Jadi kalau antivirusnya betul-betul untuk vaksin (corona), belum ada," imbuh dia.

Baca juga: Lawan Virus Corona Wuhan, Pemerintah Beijing Gunakan Obat HIV

Pernyataan Rara senada dengan keterangan Direktur Jenderal Departemen Layanan Medis Thailand Somsak Akkslim beberapa saat sejak temuan di Rumah Sakit Rajavithi.

Menurut Somsak, terlalu dini untuk menyatakan obat ini dapat diaplikasikan pada semua kasus. Penggunaan racikan obat flu dan anti-HIV untuk sementara waktu hanya akan digunakan pada pasien dengan kondisi parah.

"Memang ada beberapa negara yang dokter-dokternya mencoba memberikan racikan itu. Kenapa? Kerena ada kesamaan bagaimana dua virus itu berkembang di dalam badan," ujar Rara.

"Prinsip sebagai dokter ketika memutuskan memberi racikan itu, kami melihat bagaimana proses obat bekerja, bagaimana virus menjadi penyakit, dan bagaimana obat itu bisa memutus rantai pengembangan penyakit itu," ia membeberkan.

Kabar terbaru, jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona di Cina dilaporkan mencapai jumlah baru, yakni 425 orang.

Baca juga: Update Virus Corona: 426 Orang Meninggal, Lebih 20.000 Kasus di 27 Negara

Kabar itu disampaikan setelah otoritas di Hubei, provinsi di sentral "Negeri Panda" yang menjadi lokasi penyebaran virus, melaporkan adanya 64 kematian baru.

Selain itu, pemerintah setempat juga menyampaikan bahwa terdapat 3.235 kasus infeksi baru virus corona, membuat angkanya menyentuh level 20.400.

Pemerintah Indonesia telah mengevakuasi WNI dari Hubei, khususnya Wuhan, wilayah asal penyebaran virus corona.

Sebanyak 238 WNI yang dievakuasi kini menjalani masa pemantauan dan isolasi di Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau, hingga 2 pekan ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com