Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunggulan Robot Pemadam Kebakaran Milik DKI, Tahan Api hingga Dorong Beban 10 Ton

Kompas.com - 12/02/2020, 11:15 WIB
Walda Marison,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Pasukan pemadam kebakaran Dinas Pemadam Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta kini punya "senjata" baru dalam menaklukan si jago merah.

Senjata ini adalah rabot canggih Dok-Ing MVF-3. Robot itu berbentuk mobil dengan fungsi mempermudah kerja para petugas Damkar.

Robot itu sudah menjalani uji coba di Pusdiklatkar Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (6/2/2020) lalu. Uji coba robot pemadam kebakaran itu melibatkan teknisi robotik asal Kroasia, negara produsen robot itu.

Baca juga: Robot Pemadam Kebakaran Milik Pemprov DKI Buatan Kroasia

Apa saja kehebatan robot yang hanya ada satu di Jakarta itu?

Dikendalikan remote control

Robot itu dikendlikan remote control. Penggunaan remote control untuk mengurangi potensi petugas kebakaran jadi korban dan agar bisa memadamkan titik api yang cukup berbahaya.

Dioperasikan di segala medan

Robot itu didesain untuk memadamkan api di daerah yang sulit dijangkau manusia. Di daerah – daerah seperti kawasan kebakarang yang berbahan nuklir, zat kimia, ataupun hutan yang sulit dijangkau bisa menggunakan robot itu. Alat itu kerap dipakai pihak militer di beberapa negara.

Ada layar di dalam remote control

Dalam remote control terdapat layar untuk melacak keadaaan robot. Robot tersebut bisa dikendalikan dari jarak 1,5 km.

Mesin itu pun dilengkapi dengan GPS. Jika mesin hilang dari pandangan mata, operator masih bisa memantau keberadaan robot tersebut lewat GPS.

Baca juga: Pemprov DKI Beli 1 Robot Pemadam Kebakaran, Harganya Rp 37,4 Miliar

Dilengakapi kamera 

Robot canggih itu juga dilengkapi sejumlah kamera. Kamera tersebut didesain antiair dan tahan segala kondisi. Nantinya, petugas bisa melihat kawasan yang sedang dipadamkan melalui kamera yang tersambung dengan remote kontrol tersebut.

Tahan banting, jangkauan penyemprotan air jauh

Robot itu mampu menahan api dan ledakan serta dapat menampung 2500 liter air dan 500 liter busa.

Sementara jangkauan semprot air mencapai 55 meter dan busa sejauh 45 meter. Robot itu juga mampu mengangkat beban seberat  ton, menarik beban 6 ton, serta mendorong beban hingga 10 ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com