Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Sulap Sirkuit dan Hitungan Politik di Balik Balapan Formula E di Jakarta

Kompas.com - 17/02/2020, 08:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


TAK terasa, tiga bulan lagi akan ada sejarah baru terukir di Jakarta: ajang balap internasional formula E akan berlangsung di jalanan Ibu Kota. Formula E adalah balap mobil listrik. Pertama kali digelar pada 2014.

Ada tantangan besar, terutama membangun sirkuit di kawasan cagar budaya Monas (Monumen Nasional). Sungguh pekerjaan luar biasa jelang ajang yang akan dilihat dunia.

Rute balapan

Saya mendatangi kawasan Monas, Jakarta. Saya mendapat informasi pasti soal rencana lintasan sirkuit Formula E yang akan digelar.

Titik start adalah di depan kantor Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Searah jarum jam, kendaraan dengan kecepatan hingga 280 kilometer/jam akan bergerak menuju pintu selatan dekat patung Arjuna Wijaya, lalu masuk ke arah silang Monas bagian selatan.

Ada yang tak biasa di jalur silang Monas sisi selatan ini. Mendekat puncak Monas setinggi 132 meter, jalan aspal halus berganti menjadi jalan batu.

Tentu jalan batu ini tidak bisa digunakan sebagai sirkuit lintasan Formula E. Ada sekitar hampir setengah dari lintasan masih terdiri dari jalan batu yang tentu harus diubah ke Jalan aspal halus standar lintasan formula.

Masalahnya, mungkinkah pekerjaan mengganti jalan diselesaikan dalam waktu 3 bulan?

1 hari dan 45 menit yang menentukan

Acara akan berlangsung satu hari. Balapannya sendiri hanya akan berlangsung 45 menit. Setelah itu apa? Mengubah kembali jalan halus menjadi jalan batu?

Pertanyaan ini saya ajukan kepada penasihat sekaligus juru bicara Formula E Husain Abdullah.

Husain menyampaikan kepada saya, betul jalan batu di sejumlah wilayah Monas akan disulap menjadi jalan aspal standar balap formula.

Lantas, setelah balap selesai apakah jalan halus itu akan kembali dibongkar menjadi jalan batu?

"Semua sudah dalam perhitungan. Dari hasil komitmen dengan pihak penyelenggara Formula, mereka sangat yakin bisa!" ungkap Husain kepada saya di Program AIMAN yang tayang Senin (17/2/2020) pukul 20.00 wib di KompasTV.

Mungkinkah dalam tiga bulan?

Tidak hanya mengubah jalan, penyelenggara juga perlu membangun tribun penonton di kawasan Monas di tengah taman dan pepohonan yang rapat. Rencana yang tidak mudah dan memancing kontroversi masif di depan.

Mungkinkah semua itu akan diselesaikan dalam tiga bulan?

 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (19/7/2019).KOMPAS.com/NURSITA SARI Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (19/7/2019).

Husain yakin, tapi anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Anggara Wicitra tidak yakin.

"Saya sangat tidak yakin bahwa pekerjaan ini bisa selesai dalam waktu 3 bulan," kata Anggara Wicitra yang merupakan cicit dari Mantan Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo.

Anggara bahkan meminta Gubernur Anies Baswedan membatalkan formula E. Alasannya, banyak prioritas pembangunan di DKI Jakarta yang masih menjadi pekerjaan rumah dan mendesak, seperti pembangunan sekolah yang rusak hingga penanganan banjir.

Saya kembali bertanya, bukankah perhelatan Formula E nanti tidak hanya membawa nama baik Jakarta tapi juga Indonesia?

Anggara menilai itu tidak signifikan karena tidak melibatkan banyak orang Indonesia, atlet misalnya.

Berbeda dengan Anggara, anggota DPRD Fraksi Partai Gerindra Syarif menampik semua keraguan ini.

“Semua sudah dalam perhitungan baik waktu maupun anggaran. Event ini bisa mengangkat nama Jakarta bahkan Indonesia, selain juga memulai kampanye soal kendaraan listrik!" ungkap Syarif.

Hitung-hitungan politik

Dalam kaca mata politik, ini tidak bisa dipandang hanya sebagai acara balapan mobil. Anies yang kerap digadang-gadang punya peluang besar maju dalam Pilpres mendatang akan mendapat keuntungan besar.

Jika acara berlangsung sukses, nama Anies akan melambung tinggi, mendapat simpati, dan melaju meninggalkan nama-nama pesaingnya.

Sebaliknya, jika pelaksanaannya gagal namanya akan jatuh dan catatan buruk akan melekat rekat.

Kegaduhan di dunia maya antar-para pendukung jagoannya masing-masing bisa kita lihat dalam konteks ini.

Pro kontra soal langkah Pemprov DKI Jakarta menyiapkan acara ini begitu riuh di media sosial, dari yang receh hingga yang substantif.

Lepas dari masalah rencana balap maupun hitung-hitungan politik, yang terpenting adalah sejauh mana masyarakat Indonesia khususnya Jakarta akan mendapat keuntungan dari pelaksanaan Formula E?

Itu adalah jawaban yang paling mendasar dari semua kegaduhan ini.

Saya Aiman Witjaksono...
Salam!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com