Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15,3 Hektar Lahan TPU di Bekasi Masih Kosong

Kompas.com - 24/02/2020, 07:23 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Bekasi memiliki lahan taman pemakaman umum (TPU) seluas 36,7 hektar yang tersebar di tiga titik. Sebanyak 15,3 hektar di antaranya belum digunakan.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPU Disperkimtan Kota Bekasi Yayan Sopian  menyebutkan, tiga TPU yang dikelola Pemkot Bekasi, yakni TPU Perwira, TPU Pedurenan, dan TPU Jatisari.

"Yang masih sisa belum digunakan itu ada di TPU Pedurenan sisa 6,6 hektar dan Jatisari masih sisa 8,7 hektar. Sementara di TPU Perwira sudah habis terpakai yang rencananya akan kami tambah lagi lahannya," ujar Yayan di TPU Perwira, beberapa waktu lalu.

Yayan mengatakan, idealnya setiap tahunnya kota Bekasi harus menyiapkan 10.000 meter lahan untuk makam.

Tercatat setiap tahunnya ada pengajuan 4.800 izin penggunaan tanah makam (IPTM).

"Ya yang mengajukan isinya warga Bekasi, ada juga yang luar Bekasi asal memiliki KTP Bekasi," ucap Yayan.

Yayan mengatakan, warga yang ingin menggunakan lahan makam di TPU yang dikelola oleh Pemkot Bekasi tidak dikenakan biaya retribusi atau gratis.

Mereka yang hendak mengajukan IPTM cukup membawa KTP Bekasi dan surat kematian.

Hal itu sudah diatur dalam Peraturan Wali Kota Nomor 103 Tahun 2017 tentang Retribusi Makam.

"Dulu memang kami bebani retribusi, sejak tahun 2017 sudah dinolrupiahkan, pemakaman, angkat rangka, termasuk yang lainnya nol rupiah, kecuali ambulans Rp 100.000 retribusinya," ucap dia.

Yayan mengatakan, lahan TPU yang dikelola Pemkot Bekasi belum tentu bertambah setiap tahun. Hal itu tergantung pada penyerahan aset yang diterima pihaknya.

Ia menjelaskan, lahan TPU itu berasal dari pengembang yang harus menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas berupa lahan pemakaman dua persen dari luas lahan yang mereka bangun.

Menurut dia, ketersediaan lahan pemakaman ini juga tidak bisa diprediksi jangka waktunya.

"Tidak bisa memastikan juga jangka waktu terkait ketersediaan karena kan ada pertumbuhan penduduk juga," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com