Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menderitanya Warga Jakarta, Hilang Pekerjaan karena Cipinang Melayu Banjir 7 Kali

Kompas.com - 26/02/2020, 14:26 WIB
Tia Astuti,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selasa (25/2/2020) kemarin merupakan ketujuh kalinya kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, terendam banjir kembali.

Di pojok bangunan masjid Universitas Borobudur yang menjadi pengungsian bagi RW 004 dan RW 003, Cipinang Melayu, ada pengungsi yang rumahnya belum surut, Ani.

Ani yang sudah berusia 56 tahun dan hanya tinggal bersama satu orang keponakannya bercerita kerugian yang ia dapat selama banjir di awal tahun 2020.

"Kebetulan rumah saya di pinggir kali (Kali Sunter) persis. Bayangin saja, lantai dua rumah saya itu kerendem juga, 30 cm ada kali," ujar Ani.

Baca juga: 7 Kali Banjir, Warga Cipinang Melayu Minta Anies Segera Normalisasi Kali Sunter

Ia juga bercerita, banjir tahun 2020 ini menghanyutkan beberapa kepingan genteng lantai satu rumahnya.

"Rumah kalau dibilang hancur ya hancur. Semua barang elektronik enggak ada yang selamat. Mesin jahit buat saya kerja rusak, sudah enggak bisa dipakai sama sekali," ujar Ani.

Ani berprofesi sebagai tukang jahit rumahan. Dan, itu satu-satunya hal yang bisa ia lakukan untuk menafkahi dirinya dan keponakannya.

Sejumlah korban banjir Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, masih mengungsi di Masjid Al Muqorobin RW 03, Rabu (26/2/2020).Dokumentasi Kelurahan Cipinang Melayu Sejumlah korban banjir Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, masih mengungsi di Masjid Al Muqorobin RW 03, Rabu (26/2/2020).

"Kalau dibilang pendapatan saya turun, ya bukan turun lagi. Memang sudah enggak kerja saya dari awal tahun 2020 ini. Saya belum bisa beli mesin jahitnya lagi," ujar Ani.

Baca juga: Dianggap Jadi Penyebab Banjir, Rumah Pompa Bulak Cabe Sempat Diamuk Warga

Ani menjelaskan kondisi mesin jahitnya kepada Kompas.com.

Ia mengatakan, kaki-kaki penyanggah mesin jahitnya sudah patah.

Menurut dia, kaki-kaki mesin jahitnya yang terbuat dari kayu patah karena sudah lapuk terendam air banjir terlalu lama.

"Apalagi rumah saya termasuk lama surutnya. Kan saya tinggal di pinggir kali persis. Hari ini saja rumah saya masih 30 cm," ujar Ani.

Baca juga: Jakarta Banjir Lagi: 294 RW Terendam, AEON Mall JGC Diserang, hingga Istana Tergenang

Selain Ani, ada pula Sriyani yang suaminya jarang bekerja karena banjir sudah merendam Cipinang Melayu.

"Suami saya itu kan ojol ya. Kalau banjir, ya enggak bisa ke mana-mana. Hari ini rumah saya emang sudah surut, tapi karena suami saya yang bersihin rumah dari lumpur semua, dia capek. Jadi ya hari ini belum bisa ngojol lagi," ujar Sriyani.

Suasana di Pengungsian Universitas Borobudur, Jakarta Timur Rabu (26/2/2020).KOMPAS.com/Tia Astuti Suasana di Pengungsian Universitas Borobudur, Jakarta Timur Rabu (26/2/2020).

Dia menjelaskan bahwa kerugian yang ia dan keluarganya dapat tidak bisa diingat berapa besarannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com