DEPOK, KOMPAS.com - Seorang mahasiswi Universitas Indonesia mengaku tak diperlakukan dengan baik oleh petugas keamanan ia ketika melaporkan insiden pelecehan seksual yang menderanya di UI, Rabu (26/2/2020) lalu.
Singkatnya, sore itu, mahasiswi yang enggan identitasnya disebutkan itu tengah berjalan kaki sendirian, ketika gerombolan lelaki ada di sekitarnya dan saling melontarkan percakapan soal pakaian-pakaian dalam perempuan.
Salah satu dari 5-6 lelaki yang tak satu pun ia kenal itu kemudian mengelus pundaknya. Korban berjalan cepat menuju pos Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK) UI untuk melaporkan insiden itu.
"Sampai di situ saya langsung laporan dan gemetaran. Saya bilang ke mereka bahwa saya dilecehkan. Mereka tanya siapa yang melecehkan. Saat gerombolan itu dekat ke pos PLK, saya langsung tunjuk gerombolan itu," kata korban ketika diwawancarai di UI, Kamis (27/2/2020).
Baca juga: Pulang Kuliah Sore, Mahasiswi UI Alami Pelecehan Seksual di Kampusnya
Menurut pengakuan korban, ia lalu ditanya petugas PLK UI apakah masih mengingat wajah pelaku, sebab gerombolan lelaki itu enggan mengakui perbuatannya.
Namun, korban tak tahu sama sekali karena sentuhan itu mendarat dari arah punggungnya.
Para pelaku yang bukan mahasiswa UI itu kemudian menyodorkan tangan sebagai permintaan maaf, namun ditolak oleh korban.
"Saya tidak mau karena, pertama, mereka tidak mau mengaku dan yang kedua, gampang banget minta maaf saja biar cepat," ujar korban.
"Lalu, petugas PLK-nya bilang, 'Mbak, besok-besok jangan jalan sendirian lagi agar tidak kayak gini lagi'," aku korban.
Korban merasa kecewa. Tak peduli jenis kelamin dan pakaian yang ia kenakan, mestinya ia dapat terjamin keamanannya untuk berjalan sendiri di kampusnya.
Baca juga: Kasus Pelecehan Seksual oleh Putra Kiai, Kapolda: Kalau Perlu Saya Sendiri yang Jemput
"Bukan malah bilang saya jangan jalan sendiri lagi," kata korban.
"Saya kecewa karena respons PLK yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik dan menyalahkan saya," ujar dia.
Kekecewaan itu berlipat karena petugas PLK UI melepaskan para lelaki itu tanpa menyimpan satu pun bukti identitas mereka, baik berupa foto maupun data KTP.
"Sebelumnya juga saya ditanya, mau dilanjut ke atas (ke manajemen UI) atau tidak, saya jawab 'ya'. Tapi akhirnya mereka tetap melepaskan orang-orang itu," kata korban.
Baca juga: Ini Pengakuan Napi Perempuan yang Alami Pelecehan Seks Sesama Jenis di Rutan Bandung
"Lalu mereka (petugas PLK) bilang, bahwa kalau dilanjutin ke atas juga nanti Mbak yang salah," tambah dia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.