Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Positif Corona, KKP Bandara Soekarno-Hatta Sebut Penumpang Internasional Banyak Tak Isi Kartu Kewaspadaan Kesehatan

Kompas.com - 02/03/2020, 17:32 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta, Anas Maruf mengatakan, minimnya petugas dan banyaknya penumpang kedatangan internasional membuat pengisian kartu kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card deteksi virus corona menjadi susah diperketat.

Bahkan, kata dia, ada banyak penumpang yang tidak mengisi kartu kewaspadaan kesehatan yang ditujukan antara lain untuk deteksi dini virus corona SARS-CoV-2 yang kini mewabah.

"Banyak penumpang yang belum mengisi kartu kewaspadaan kesehatan di dalam pesawat sehingga menunggu dalam pengisian," kata dia di Gedung 601 Bandara Soekarno-Hatta, Senin (2/3/2020).

Baca juga: Polres Bandara Soekarno-Hatta Tangkap Penyebar Hoaks Virus Corona

Anas mengatakan, untuk memperketat pengawasan di Bandara Soekarno-Hatta, KKP Bandara Soekarno-Hatta akan meningkatkan jumlah SDM yang bertugas.

"Tentu ada penambahan SDM (sumber daya manusia). Kami berupaya untuk menambah tenaga dari AP II (Angkasa Pura II) juga dan dukungan dari pusat, karena resikonya tampak lebih meningkat lagi," kata dia.

Selain penambahan petugas yang berjaga, Anas mengatakan proses screening juga dilakukan dua kali dengan thermo scanner dan thermo gun.

"Paling tidak setiap penumpang yang masuk ke negara kita itu dua kali (diperiksa), pertama thermal gun dan kedua thermal scanner ini kami tingkatkan," kata dia.

Anas mengatakan, setelah penerbangan dari dan menuju China ditutup, ada 90 penerbangan dari kedatangan internasional yang harus diawasi KKP.

"Kalau hitungan kami ada 85 sampai 90 penerbangan per hari dengan jumlah yang kami awasi kurang lebih 11 sampai 12 ribu penumpang," kata dia.

Sebelumnya, KKP Bandara Soekarno-Hatta mengeluhkan kurangnya petugas yang bertugas menjaga Bandara Soekarno-Hatta.

Anas Maruf mengatakan petugas yang berjaga berkurang karena dipinjam untuk melakukan evakuasi. Pada hari Minggu, hanya ada sedikit petugas yang bisa bertugas menjaga dan melakukan screening di kedatangan internasional Bandara Soekarno-Hatta.

"Ada dua petugas kami yang BKO dalam rangka persiapan evakuasi (WNI di Jepang)," ujar dia.

Anas mengatakan, selain petugas yang dipinjam untuk proses evakuasi, ada beberapa jam sibuk di hari minggu yang membuat pengisian kartu kesehatan atau Health Alert Card yang wajib diisi penumpang menjadi semrawut.

"Itu terjadi karena hari minggu kemarin ada salah satu faktor yakni adanya empat penerbangan yang datang bersamaan," kata dia.

Baca juga: Warga Depok Terjangkit Virus Corona, Wali Kota Bandung Bikin Tim Khusus

Proses screening atau pemindaian, lanjut Anas menjadi tidak maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com