Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 451 Orang Berkunjung ke Pos Pemantauan Corona di RSPI Sulianti Saroso

Kompas.com - 04/03/2020, 14:41 WIB
Dean Pahrevi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - RSPI Sulianti Saroso Jakarta membuka pos pemantauan untuk masyarakat yang membutuhkan informasi soal Virus Corona (Covid-19).

Layanan pos pemantauan itu gratis dan sudah dibuka 24 jam sejak Januari 2020 lalu.

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan, hingga Rabu (4/3/2020), tercatat sebanyak 451 orang mengunjungi pos pemantauan tersebut.

"Terakhir dari data sebanyak 451 orang dan semuanya gratis tidak ada bayar yah," kata Syahril di lokasi, Rabu.

Baca juga: Dirut RSPI Sulianti Saroso Akui Tak Langsung Infokan Positif Corona kepada 2 Pasien, Ini Penjelasannya

Syahril menambahkan, jumlah pengunjung meningkat drastis pascaorganisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan Virus Corona sudah tersebar secara global.

"Jadi begitu WHO mengumumkan global kita langsung buka. Karena RS ini RS rujukan nasional tidak hanya melayani diisolasi," ujar Syahril.

Tidak hanya memberikan informasi, pos pemantauan juga melakukan screening terhadap orang yang berkunjung ke pos pemantauan tersebut.

Screening yang dilakukan berupa pengecekan suhu tubuh dan pengecekan apakah warga yang datang masuk dalam kriteria penyakit yang diakibatkan virus Corona.

Baca juga: Kondisi 9 Pasien yang Diisolasi di RSPI Sulianti Saroso Semakin Membaik

Hasil dari screening tersebut akan ditentukan warga tersebut masuk dalam status aman atau orang dalam pemantauan (ODP).

"Ketika masuk dalam daftar ODP tentu akan kita pulangkan, tetapi ketika mengalami gejala demam dan batuk kita suruh untuk kembali ke sini," kata Kepala Instalasi dan Promosi Kesehatan RSPI Sulianti Saroso Tiursani Idawati Sinurat, Selasa (3/3/2020).

Adapun saat ini sembilan pasien dirawat di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso.

Dua pasien di antaranya yang dinyatakan positif Virus Corona (Covid -19), sedangkan tujuh pasien sisanya masih dalam proses pemeriksaan atau suspect Corona.

Baca juga: Sidak Pasar Pramuka, Polisi Temukan Harga Masker Naik 10 Kali Lipat dan Tak Sesuai SNI

Hingga saat ini pihak rumah sakit masih melakukan pemeriksaan di laboratorium terhadap tujuh pasien yang diisolasi tersebut.

Kondisi dua pasien positif corona semakin membaik. Kedua pasien sebagian besar sudah tidak lagi mengalami gejala-gejala corona, yang di antaranya gangguan pernapasan.

"Alhamdulillah semakin membaik. Kalau kemarin itu tinggal batuk-batuk sedikit, sekarang pun begitu. Jadi komunikasi, kemudian demam sudah tidak ada lagi, kemudian batuknya sudah berkurang jauh, tidak ada sesak napas," kata Syahril.

Syahril menambahkan bahwa kedua pasien saat ini masih bisa berkomunikasi dengan keluarga melalui telepon selulernya masing-masing.

Sementara kondisi kesehatan tujuh pasien lagi juga semakin baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com