Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harga Masker Sudah Mahal, Kami Disuruh Beli kan Bingung Juga..."

Kompas.com - 07/03/2020, 10:45 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melambungnya harga masker pasca-meluasnya wabah virus corona membuat sebagian masyarakat kecewa.

Selain tingginya harga, tidak sedikit pula masyarakat yang mengaku sulit mendapatkan masker. Kalaupun ada, masyarakat harus rela membelinya dengan harga yang mahal.

Akibatnya, ada warga yang memilih untuk tidak memakai masker ketika berada di keramaian. Meski, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker untuk mengantisipasi penularan virus corona.

Baca juga: Ketika Pedagang Susu Jahe Kukuh Tak Naikkan Harga di Tengah Wabah Virus Corona...

Termasuk Mono (53), yang berprofesi sebagai teknisi atau tukang bangunan di wilayah Palmerah, Jakarta Barat.

Ia mengaku khawatir dengan munculnya kasus virus corona di Indonesia.

Namun, Mono enggan memakai masker saat bekerja.

"Saya mah enggak pernah pakai masker, ya tahu kalau ada virus corona, tapi ya namanya kerja dari dulu di lapangan jarang pakai masker. Apalagi sekarang masker mahal banget," kata Mono, Sabtu (7/3/2020).

Mono saat mengganti gagang pintuKOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR Mono saat mengganti gagang pintu

Baca juga: Lewat Instagram, Jokowi Berikan 4 Tips Cegah Penularan Virus Corona

Harga masker yang tinggi menjadi pertimbangan utama kenapa Mono enggan membelinya.

Bersama dua anak dan seorang istri, Mono lebih mengutamakan kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum, dan lain-lain, ketimbang membeli masker.

"Saya kan tinggal masih ngontrak pak, tahu masker mahal tapi ya penting ini buat keluarga kan. Allah tahu kok umatnya," ucap Mono.

Bekerja sampai lupa Corona

Mulai dari tawaran pekerjaan untuk perbaikan pintu, pengecatan, pemasangan pipa, perbaikan atap genteng diterima Mono tanpa panjang lebar.

Udara kotor di pinggir jalan, warga yang berlalu lalang, sudah menjadi bagian rutinitas yang dihadapinya sehari-hari.

Baca juga: Suara Wong Cilik untuk Kaum Pemborong Sembako di Tengah Virus Corona....

Walaupun begitu Mono tetap enggan mengunakan masker ketika bekerja, terlebih harga masker tengah melambung tinggi. 

Menurutnya, ada cara yang sederhana dalam melupakan persoalan virus corona bagi para pekerja seperti dirinya.

"Masker sudah mahal, pokoknya ya kerja saja nanti juga lupa. Pasrah pada Allah saja lah. Kami juga ya mau bagaimana sudah begini keadaannya disuruh beli masker kan bingung juga, ucap Mono.

Mono berharap pemerintah dapat mencari jalan keluar dalam mengatasi wabah virus corona.

Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang khawatir dengan meluasnya virus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com