Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Bogor Siaga 1 Demam Berdarah Dengue (DBD)

Kompas.com - 13/03/2020, 17:07 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bogor, Jawa Barat, meningkat.

Dalam periode Januari hingga pertengahan Maret 2020, tercatat 130 kasus DBD. Dari jumlah itu, sebanyak lima orang meninggal dunia akibat virus tersebut. Para korban meninggal dunia adalah anak-anak dengan rentang usia empat sampai lima tahun.

DBD menular lewat gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor kemudian menetapkan status siaga satu kasus demam berdarah.

Baca juga: Demam Berdarah, Ibu Hamil dan Anak 10 Tahun Meninggal

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengungkapkan, lima pasien DBD yang meninggal dunia itu telah mengalami komplikasi dengue shock syndrome (DSS).

Retno mengatakan, ketika pasien sudah dalam fase DSS maka penanganannya pun akan semakin sulit.

"Semua meninggal ketika sudah di rumah sakit. Pasien ini datang sudah dalam keadaan DSS," kata Retno, Jumat (13/3/2020).

Dia menjelaskan, kemungkinan pasien terlambat mendapat penanganan medis dari pihak rumah sakit sehingga kondisi kesehatannya terus mengalami penurunan akibat kekurangan cairan.

Retno mengingatkan kepada para pasien yang terkena DBD agar tetap mengontrol kondisi kesehatannya ke puskesmas atau rumah sakit secara berkala.

"Karena hari pertama panas belum bisa didiagnosa apakah terkena DBD atau tidak. Ketika panas masih berlanjut, si pasien ini harus kontrol kembali dan cek lab," ujar dia.

"Mungkin saja dalam kasus DBD ini, pasien yang bersangkutan terlambat datang atau di bawa ke rumah sakit, menganggap awalnya panas biasa," ujar dia.

Baca juga: Sejak Awal 2020, Lima Anak di Bogor Meninggal karena Demam Berdarah

Dia meminta semua pihak untuk waspada terhadap kasus DBD di tengah merebaknya virus corona tipe 2 pada saat ini.

Di samping itu, upaya pengendalian dan pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup bersih dan sehat menjadi faktor penting dalam pencegahan DBD.

"Jauh lebih penting masyarakat menjaga lingkungannya agar tetap bersih. Utamanya jangan sampai ada air yang tergenang di sekitar rumah karena itu memicu munculnya jentik nyamuk," ujar dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com