Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Awal 2020, Lima Anak di Bogor Meninggal karena Demam Berdarah

Kompas.com - 12/03/2020, 15:28 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

BOGOR, KOMPAS.com - Korban meninggal karena demam berdarah dengue (DBD) di Bogor bertambah. Seorang warga Bogor lainnya meninggal.

Sejak awal 2020, korban tewas akibat DBD di Bogor sudah lima orang.

"Jumlah lima orang warga yang meninggal dunia itu, selama periode Januari hingga Maret, sampai Kamis hari ini. Semuanya masih dalam usia anak," kata Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, di Balai Kota Bogor, Kamis (12/3/2020), seperti dikutip Antara.

Menurut Retno, panggilan Sri Nowo Retno, satu orang lagi anak yang meninggal dunia pada Kamis ini, adalah warga Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor.

Baca juga: Ada 265 Kasus DBD di Jakarta Timur Sejak Awal 2020

Sebelumnya, empat anak di Kota Bogor yang meninggal dunia adalah satu anak warga Kelurahan Balumbangjaya, Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, pada Januari.

Satu anak lainnya, warga Kelurahan Sempur Bogor Tengah, meninggal dunia, pada Februari.

Kemudian, dua anak lainnya adalah warga Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan dan warga Kelurahan Sempur Kecamatan Bogor tengah, meninggal dunia pada Maret.

Retno menjelaskan, lima warga Kota Bogor itu masih usia anak-anak dan sempat dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: Ada 970 Kasus DBD di Jakarta hingga Hari Ini, Menurun Dibanding Tahun Lalu

Namun saat dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi DSS (dengue shock syndrome).

Menurut Sri Nowo Retno, selama Januari hingga Maret, terjadi tren peningkatan kasus DBD, yakni sebanyak 43 kasus pada Januari.

Kemudian meningkat menjadi 66 kasus pada Februari, serta 21 kasus pada Maret hingga Kamis ini.

Retno menjelaskan, pasien DBD itu memang tidak bisa langsung dipastikan DBD, pada hari pertama atau kedua.

“Gejala awal DBD mirip dengan gejala demam pada umumnya. Kalau deman tidak turun sampai hari kedua, faskes (fasilitas kesehatan) akan merujuk pasien untuk cek darah di laboratorium,” katanya.

Dari hasil cek darah di laboratorium, kata dia, akan diketahui berapa trombosit pasien yang demam.

"Cek darah ini bisa dilakukan lebih dari sekali. Ini akan menjadi indikator, si pasien terkena DBD atau tidak,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com