Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persatuan Perawat Berharap Ada Wisma Khusus Dekat Rumah Sakit di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 25/03/2020, 17:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berharap agar para perawat, dokter, dan berbagai petugas medis lain disediakan wisma tersendiri di tengah pandemi Covid-19 ini.

Ketua PPNI, Harif Fadillah mengungkapkan, penyediaan wisma untuk para perawat mulai terasa mendesak karena tren kasus Covid-19 terus melonjak di berbagai daerah, khususnya Jakarta.

Adanya wisma di sekitar rumah sakit tempat para perawat bekerja akan lebih efisien dari segi waktu serta lebih efektif karena tenaga para perawat kian terkuras sebab beberapa dari mereka mulai bekerja dua kali lipat dari beban kerja normal.

Baca juga: Dokter dan Perawat Dapat Stigma Negatif di Masyarakat karena Rawat Pasien Covid-19

"Dalam kondisi seperti sekarang ini sangat perlu. Kalau eskalasinya meningkat terus tapi tenaganya belum ada kan, bisa saja mereka (perawat) harus double job, harus bisa segera datang," terang Harif kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2020).

"Makanya saya apresiasi di Wisma Atlet Kemayoran itu ada tempat untuk istirahat atau tempat karantina. Rumah sakit lain kan enggak ada," ia menambahkan.

Kondisi saat ini, para perawat yang mulai keteteran menanggung lonjakan kasus Covid-19 masih perlu pulang-pergi ke rumah masing-masing.

Tak sedikit dari para perawat di Jakarta, kata Harif, yang berdomisili di kota-kota satelit seperti Bekasi dan Tangerang.

Di tengah pembatasan operasional transportasi umum oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menekan penularan Covid-19, keadaan sungguh tak berpihak pada para perawat.

Padahal, para perawat, bersama dokter dan sejumlah petugas medis lain, merupakan ujung tombak penanganan pasien dalam pengawasan maupun pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

"Dari kami sudah sering suarakan. Kan bisa saja, misalnya, kita prediksi Covid-19 akan selama 3 bulan. Kan bisa, rumah besar disewa untuk semacam rumah singgah mereka," kata Harif.

"Sekarang, ya, karena belum ada (wisma), para perawat menyiasati dengan diupayakan sedemikian rupa," lanjut dia.

Harif berharap agar persoalan ini bisa segera dibahas dan diputuskan oleh pimpinan rumah sakit tempat para perawat bekerja.

Bagaimana pun, di kondisi seperti ini, para perawat dan tenaga medis lain butuh untuk tinggal berdekatan dengan rumah sakit.

"Saya kira, diserahkanlah kepada pimpinan institusi, masa iya sih direktur rumah sakit tidak bisa menyewakan tempat. Sebaiknya wisma itu ada di sekitar rumah sakit agar bisa pertolongan cepat," jelas Harif.

Baca juga: Jangan Takut dengan Perawat Pasien Covid-19, Persatuan Perawat Pastikan Protokol Ketat Sebelum Pulang ke Rumah

"Saya kira, pemerintah pusat belum berpikir ke sana lah ya. Saya pikir, prioritas pemerintah juga kan hari ini lagi pusing mereka. Ada masalah APD (alat pelindung diri tenaga medis) enggak datang-datang, persoalan rapid test, jumlah Covid-19 makin meningkat," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com