Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bogor Matangkan Data Penerima Jaring Pengaman Sosial

Kompas.com - 14/04/2020, 22:49 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, terus mematangkan data jumlah penerima bantuan jaring pengaman sosial yang terdampak Covid-19.

Pemberian bantuan tersebut dilakukan dalam rangka penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mulai berlaku mulai Rabu (15/4/2020) besok hinggal 14 hari ke depan.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, dari informasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kota Bogor, ada kisaran 71.000 warga yang masuk dalam kategori penerima bantuan.

Dedie mengemukakan, dari jumlah tersebut, pemerintah daerah akan memisahkan mana yang termasuk kategori sebagai miskin baru maupun kategori lainnya.

Baca juga: Berlaku Besok, Ini 10 Lokasi Razia Kendaraan Selama PSBB di Kota Bogor

Ia menyebutkan, di luar data DTKS, terdapat sekitar 52.000 warga Kota Bogor lainnya yang juga berhak mendapat bantuan

"Kami akan pisahkan DTKS atau yang dikenal sebagai data kemiskinan di Kota Bogor. Jumlahnya sampai dengan saat ini di kisaran 71.000 karena memang penyelesaianan DTKS itu baru kami finalisasi di bulan Januari kemarin. Jadi datanya masih relatif valid,” ucap Dedie, Selasa (14/4/2029).

"Kami sedang pisahkan mana saja data yang masuk kategori sebagai miskin baru. Kami juga akan pisahkan data mereka-mereka yang terdampak akibat usahanya tutup atau yang PHK atau yang lain-lain. Itu dalam proses," sambung Dedie.

Dedie menambahkan, Pemkot Bogor sedang berupaya mendata angka lain, khususnya para petugas medis yang memang bekerja sebagai ujung tombak dari seluruh rangkaian usaha mencegah dan mengurangi dampak penyebaran Covid-19.

Mekanisme penyalurannya, sambung Dedie, ada yang diberikan dalam bentuk bantuan langsung tunai, bahan pokok, ataupun dalam bentuk lainnya seperti padat karya.

"Semua data-data tersebut nantinya akan kita verifikasi, kita akan rekonsiliasi data lagi. Kemudian kita akan pakai mekanisme pengecekan ulang melalui NIK, KK dan e-KTP, supaya tidak ada yang menerima bantuan ganda," ujar dia.

Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Bogor Lusiana Nurissiyadah menilai, langkah cepat relokasi anggaran diperlukan untuk menstabilkan kondisi ekonomi masyarakat, khususnya mereka yang terdampak.

Lusiana menuturkan, idealnya Pemkot Bogor harus menyiapkan anggaran Rp 20 hingga 25 miliar yang bisa digeser dari berbagai pos anggaran untuk antisipasi penanganan wabah Covid-19.

Dirinya mengaku siap mendorong hal itu jika memang Pemkot Bogor mau melakukan kajian dan perumusan anggaran sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya.

"Untuk jaga-jaga ke depannya, mungkin kami harus siapkan Rp 20 hingga Rp 25 miliar. Jadi, bukan hanya untuk penanggulangan dan penanganan semata, tapi kami juga mesti siapkan cover anggaran untuk dampak ekonomi masyarakat karna wabah ini. Jadi kami harus persiapkan segala kemungkinan terburuknya," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com