Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habiskan Puluhan Juta, Pengusaha Ini Pasrah jika Ventilator Buatannya Tak Diterima Kemenkes

Kompas.com - 20/04/2020, 10:56 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anton Agusta optimistis alat ventilator rakitannya bisa diterima oleh Kementerian Kesehatan karena merasa sudah sesuai standar.

Namun jika tidak diterima, Anton mengaku tidak menyesal. Meskipun dia telah merogoh kocek puluhan juta demi mewujudkan ventilator itu.

"Seandainya pun nanti 'oh ini tidak terpakai,' ya saya juga sudah siap untuk itu. Yang penting sudah berusaha," katanya saat dikonfirmasi, Senin (20/4/2020).

Tidak ada penyesalan baginya walau sudah merogoh kocek sendiri untuk merakit alat tersebut.

Baginya, dirinya sudah berusaha berkontribusi kepada pemerintah untuk membantu tangani pandemi Covid-19.

Baca juga: Ventilator Buatan Warga Selesai Dirakit, Bisa Diproduksi Massal jika Diterima Kemenkes

Namun dia mengaku tidak akan berhenti berinovasi untuk membuat alat-alat yang berkaitan dengan penanganan Covid-19.

Kini, ventilator rakitan Anton Agusta sedang diajukan ke Kementerian Kesehatan.

Alat tersebut sudah selesai dan siap dioperasikan setelah berminggu-minggu dalam masa perakitan.

"Kalau menurut saya sudah OK ya. Tapi kan tinggal kita uji lab dari pemerintah terkait kan, karena parameternya kan dari pemerintah terkait," kata Anton saat dihubungi di Jakarta.

Anton merasa yakin alat kesehatan yang dia buat itu akan berhasil digunakan karena rangkaiannya sama dengan ventilator yang sudah diproduksi massal di Spanyol.

Dirinya berharap Kementerian Kesehatan bisa menerima mesin tersebut sehingga dapat diproduksi dengan massal.

Baca juga: Kisah Pengusaha Mesin Laundry Banting Setir Bikin Ventilator demi Perangi Corona

Sebelumnya, Anton Agusta merupakan pengusaha mesin laundry yang berkantor di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pasca PSBB diberlakukan, dia tergerak untuk membantu pemerintah menanggulangi Covid-19 dengan merakit alat ventilator. Ventilator merupakan alat kesehatan yang berfungsi membantu pernapasan pasien.

Alat ini pun dirasa cocok untuk pasien Covid-19 yang notabene bermasalah di bagian paru-paru. Selain karena cocok, Anton melihat terbatasnya alat ventilator di setiap rumah sakit.

Selama merakit alat ini, dia menghabiskan uang tabungan hampir sebesar Rp 40 juta.

Dia berharap kelak alat ini bisa membantu tenaga medis dalam menangani pasien Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com