JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan orang dilaporkan telah meninggalkan Jakarta dan pulang ke kampung halamannya di masa pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di ibu kota.
Rata-rata mereka yang memilih mudik adalah warga yang terdampak perekonomiannya akibat pandemi Covid-19.
Mereka kebanyak para buruh pabrik hingga pedagang keliling. Selama di PSBB Jakarta, pendapatan mereka langsung turun drastis bahkan nol rupiah. Hal ini memaksa mereka angkat kaki dan tetap nekat pulang kampung.
"Kebanyakan alasan mereka saat ditanya kenapa mudik, mereka bilang 'bagaimana saya enggak pulang kampung Pak, saya sudah enggak kerja buat bayar kontrakan, saya enggak punya duit lagi', jawabannya begitu," ucap Revi saat meniru percakapan dengan penumpang, Senin (20/4/2020).
Baca juga: Corona Semakin Merebak, 58.801 Orang Tinggalkan Jakarta Sepanjang April 2020
Bahkan, alasan mudik jadi satu-satunya pilihan penumpang dalam melanjutkan hidup dengan cara mencari pekerjaan di kampung halaman.
Sebab, pekerjaan mereka berhenti saat PSBB ini diterapkan.
"Mereka lanjut cerita, kalau di kampungnya masih bisa bekerja, ada saudara dan keluarga di sana jawabannya itu melulu. Kebanyakan yang saya lihat pekerja pabrik sama harian lepas, ada yang pedagang ada pedagang keliling," kata Revi.
"Ada yang bilang katanya kalau dagang tidak ada yang beli, yang kerja di pabrik kantornya tutup," sambung Revi.
Baca juga: Kesulitan Anak Rantau dengan Pembatasan Transportasi Umum Saat PSBB
Kendati demikian, Revi tetap memberi imbauan dengan pendekatan dialog.
Akhirnya, ada penumpang yang berangkat karena sudah mendapatkan tiket. Meski demikian, ada juga yang kembali pulang karena bus tujuan kampungnya tidak beroperasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.