Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PO Bus Menjerit, Penumpang Turun 80 Persen karena Pandemi Covid-19

Kompas.com - 22/04/2020, 14:14 WIB
Dean Pahrevi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan otobus (PO) di berbagai terminal alami penurunan jumlah penumpang secara drastis selama pandemi Covid-19 menerpa Indonesia.

Ditambah dengan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga larangan mudik Lebaran 2020, membuat PO kian "babak belur".

Salah satu yang mengalaminya ialah PO Putera Pelangi, yang melayani jasa transportasi bus rute Jakarta-Sumatera.

Devita, perwakilan pegawai PO Putera Pelangi Terminal Kampung Rambutan mengatakan bahwa pihaknya mengalami penurunan jumlah penumpang hingga 80 persen selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Mudik Dilarang, PO Bus di Terminal Kampung Rambutan Terpaksa Rumahkan Karyawannya

"Ada 80 persen penurunan, iya jadi bukan untung lagi tapi sudah rugi. Ya jadi kita penjualan yang biasanya ada, sekarang kan orang jadi takut pulang. Setiap hari biasanya kita berangkat cuma karena wabah begini kita jadi hari ini berangkat besok tidak. Kita belum stop total," kata Devita kepada Kompas.com, Rabu (22/4/2020).

Devita menjelaskan, pada Maret lalu pihaknya masih bisa mendapatkan penumpang 3-4 orang sekali berangkat. Namun, memasuki April ini, hampir tidak ada penumpang yang diberangkatkan.

Penurunan harga tiket pun sudah dilakukan, namun hal itu tidak menambah jumlah penumpang.

 

"Turun harga tiket pasti kita turunkan, biasa harga normal ke Medan Rp 600.000, sekarang kalau saya jual Rp 550.000 ya saya ambil. Jadi gimana caranya biar ada pemasukan. Tapi sekarang bukannya pemasukan lagi tapi yang pulangnya (mudik) ini tidak berani jadi penurunannya benar-benar drastis banget deh," ujar Devita.

Bahkan untuk menstabilkan keuangan perusahaan, Devita menambahkan bahwa pihaknya mungkin akan meliburkan sementara karyawan saat larangan mudik lebaran mulai berlaku.

"Ya mudah-mudahan wabahnya cepat berlalu dan kita bisa beraktifitas seperti semula. Karena dampaknya ke semua, anak-anak tidak bisa sekolah, kita tidak bisa kerja kan jadi tidak ada pemasukan," ujar Devita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com