Belum lagi soal cicilan motor yang masih tersisa 17 bulan untuk dilunaskan.
Dia mengaku tidak mendapatkan keringanan biaya mencicil. Pihak leasing hanya memberikan kelonggaran waktu untuk membayar cicilan.
“Kalau begitu sama saja bohong,” celetuk Didi.
Pikir Didi, jangankan 17 bulan cicilan motor, malam ini saja belum tentu keluarganya bisa makan.
Namun, Didi hanya bisa berserah kepada Yang Maha Kuasa.
Di masa-masa sulitnya kini, Didi pernah berkomentar di salah satu kolom komentar berita Kompas.com. Berita yang dikomentari Didi terkait dengan penurunan jumlah kasus Covid-19 di Jakarta.
Dia berharap berita itu benar-benar menjadi nyata, wabah Covid-19 segera berakhir.
"Semoga benar ini kasian istri saya sudah tidak ada uang lagi untuk menyambung hidup di bulan ramadhan ini tabungan kami sudah habis sementara saya yg sebagai ojol sudah 2 minggu tidak dapet order bantuan pemerintah pun hanya mimpi bagi kami," tulisnya ketika itu.
Baca juga: Ini Daftar Lengkap Warteg Penyedia Makan Gratis Selama Pandemi Covid-19 di Jabodetabek
Didi memang tak dapat bantuan apapun, dari siapapun. Saat ditanya apakah bantuan pemerintah namanya terdata, Didi terdengar tak bersemangat.
“Enggak, saya belum dapat sama sekali. Sama RT-nya juga enggak ada. KTP saya kan masih alamat orang tua, sementara saya di sini ngontrak. Jadi saya sama RT sini mungkin enggak masuk hitungan atau bagaimana saya enggak tahu,” ucapnya.
Pria yang tinggal di Kampung Bojong, RT07 RW 20, Depok Timur ini mengatakan hanya 20 warga yang tercatat pihak RT untuk mendapatkan bantuan pemerintah.
Ketika tahu tidak masuk dalam 20 keluarga yang dapat bantuan, dia pun tidak berbuat banyak. Bertanya kepada pihak RT enggan dilakukan karena tahu hasilnya akan percuma.
“Belum sempat tuh (bertanya). Saya pikir buat apalah Memang enggak dapat,” ucap dia.
Tidak heran dia lebih suka peras keringat sendiri daripada menanti bantuan yang tak pasti.
Hingga saat ini, banting tulang di aspal jalanan menjadi pilihan satu-satunya yang bisa Didi lakukan.
Berharap uang hasil mengantar barang atau penumpang bisa menjadi penyelamat dalam kondisi serba sulit seperti sekarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.