Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Tes PCR di RS Brimob Depok Diklaim Bisa Hasilkan 200 Pemeriksaan Sehari

Kompas.com - 11/05/2020, 16:33 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wakil Direktur Rumah Sakit (RS) Bhayangkara/Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kompol Arinando menyatakan, dua unit alat tes dengan metode PCR (polymerase chain reaction) untuk pemeriksaan penyakit Covid-19 yang dimiliki RS Brimob lebih canggih dibanding alat PCR pada umumnya. Kecanggihan itu ditilik dari kapasitas uji sampel yang bisa dilakukan.

"Kami sebut nama alatnya TCM, tes cepat molekuler," ujar Arinando ketika dihubungi Kompas.com pada Senin (11/5/2020).

"PCR ada yang manual, butuh 5 sampai 6 jam untuk hasilnya keluar. Kalau TCM ini hanya butuh 45 menit," kata dia.

Baca juga: RS Brimob Kelapa Dua Kini Bisa Lakukan Tes Covid-19 Berbasis PCR

Dengan kemampuan tes secepat itu, Arinando yakin bahwa alat tes PCR yang ada di RS Brimob sanggup memeriksa sekitar 200 sampel per hari.

Di samping itu, pihaknya juga menerima kelengkapan pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR lain, seperti alat swab (pengambilan sampel lendir tenggorokan), virus transfer media (VTM), cartridge, dan lain-lain sebanyak 2.000 paket.

PCR merupakan metode pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR digunakan untuk mendiagnosis penyakit infeksi pernapasan Covid-19, dengan mendeteksi material genetik virus Corona.

Saat ini, Kota Depok hanya mengandalkan laboratorium terpadu milik RS Universitas Indonesia (RSUI) sebagai satu-satunya laboratorium rujukan pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR di Depok.

Laboratorium RSUI diklaim sanggup melakukan 140 tes dalam sehari. Namun jumlah itu dianggap belum cukup.

"Kami baru koordinasi dengan Labkesda (laboratorium kesehatan daerah) Provinsi (Jawa Barat). Kata dokternya sih, kami kalau mau running, ya running saja," ujar Arinando.

"Kami bisa-bisa saja kalau diminta running, tapi kan kami perlu aspek legalitas dalam pemberlakuannya," lanjut dia.

Penambahan laboratorium pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR semakin penting saat ini, terkhusus di Depok. Pasalnya, dalam kurun hampir dua bulan belakangan tercatat 60 pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia dengan status diduga (suspect) terjangkit Covid-19, sejak 18 Maret 2020.

Baca juga: RS Brimob Tunggu Izin Pemerintah Jadi Laboratorium Rujukan Tes Covid-19

Sebab kematian mereka tak kunjung terang, karena pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR yang lambat dan sampai sekarang belum dirilis Kementerian Kesehatan RI.

Selain itu, Pemerintah Kota Depok juga didesak segera melakukan tes massal Covid-19 berbasis PCR untuk memperoleh angka riil infeksi virus SARS-CoV-2 di lapangan.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto, Jumat lalu  berujar, bisa saja terdapat 100.000 orang positif Covid-19 dari total 2,4 jutaan penduduk Depok saat ini.

Jumlah itu hitung-hitungan di atas kertas, merujuk pada angka infection rate Covid-19 di seluruh dunia sekitar 4 persen dari total populasi.

"Ini hitungan secara umum. Artinya kalau mau frontal, ayo," desak Alif, Jumat.

"Idealnya, kalau mau uji swab serentak, 10 persen dari total penduduk Depok, artinya 240.000 orang dites massal. Kita dapat angka di situ, kemudian kita lacak klasternya untuk diisolasi sehingga akan aman," tambah dia.

Hingga hari Minggu kemarin, Kota Depok mencatat 355 warganya positif Covid-19. Sebanyak 57 di antaranya sembuh, 21 lainnya meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com