Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap 2 Tersangka Penyekap Perawat dan Bidan di Depok

Kompas.com - 29/06/2020, 18:50 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Polres Metro Depok meringkus AS (45) dan WM (55), dua pria yang diduga berperan sebagai penyekap sekaligus perampok seorang perawat dan bidan pada pekan lalu.

Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah berujar, kedua tersangka ditembak pada bagian kaki karena dianggap melawan petugas ketika ditangkap.

"Mereka pelaku (yang melakukan kejahatan) karena cari makan," ujar Azis kepada wartawan pada Senin (29/6/2020).

Kedua tersangka disebut telah berkomplot dengan sopir angkot. Saat insiden penyekapan terjadi, sang sopir diam saja dan patuh instruksi para penyekap itu.

Baca juga: Kronologi Penyekapan Bidan dan Perawat di Angkot Tengah Malam, Ponsel dan Uang Dirampas

Namun, hingga saat ini, sopir angkot berinisial KS masih dalam buruan polisi, meskipun mobil angkot telah diamankan.

"Sopir ini sehari-hari memang membawa angkutan tersebut. Kami imbau untuk menyerahkan diri menyusul kedua rekannya yang sudah kami tangkap," kata Azis.

"Kami sempat tanya mereka beberapa kali tetapi tidak mengaku, tapi kami punya data bahwa mereka melakukan kejahatan di wilayah Bogor, tidak jauh dari lokasi kejadian yang ini, dengan modus yang hampir mirip, di angkot juga," ungkap dia.

Berbagai barang yang dirampok dari bidan dan perawat itu, seperti ponsel hingga perhiasan, belum terjual dan disita polisi.

Namun, diketahui para perampok itu juga menguras uang di dalam dompet dan rekening bank kedua korban.

Baca juga: 5 Fakta Penyekapan Bidan dan Perawat di Angkot

Kedua tersangka terancam dijerat pasal berlapis karena diduga telah merencanakan kejahatan, yakni Pasal 55 dan 365 KUHP dengan ancaman kurungan maksimal 12 tahun penjara.

Seorang bidan berinisial SR dan rekannya perawat, RP sebelumnya disekap selama perjalanannya pulang dari Cimanggis, Depok ke Citeureup, Bogor, Minggu (21/6/2020) lalu.

SR mengaku, ia dan RP baru saja selesai dinas sore di salah 1 rumah sakit swasta di Cimanggis saat itu.

Ketika menumpang angkot menuju ke kediaman masing-masing, mereka mendadak disekap oleh dua pria tak dikenal. Penyekapan berlangsung selama 4 jam.

Berikut rangkuman faktanya:

1. Disekap ketika mau turun

Setelah perjalanan berlangsung beberapa waktu, RP memberi aba-aba bagi sopir angkot untuk turun. Namun, sopir bergeming.

"Sopirnya tetap jalan dan pintunya dikunci. Kita langsung didorong, tengkurap di bawah. Tubuh saya terjepit di antara sound system mobil di belakang," ungkap SR.

Wajah mereka menghadap ke lantai mobil. Tubuh mereka ditutup kain oleh 2 laki-laki tak dikenal itu.

Kaki para pria itu menindih punggung mereka. Rasa sesak bertambah karena mereka masih mengenakan masker di wajah.

"Saya waktu di tengah jalan sudah seperti tidak sadarkan diri. Lemas banget tertutup begitu," ujar SR.

2. Dilecehkan dan diancam

Setelah disekap beberapa saat, SR dan RP menyadari bahwa dua pria tak dikenal itu merupakan perampok yang ingin merampas harta mereka.

Sempat ada tarik-ulur karena kedua perempuan itu, mulanya masih mencoba mempertahankan harta mereka.

Kemudian, perampok itu melancarkan ancaman dan mulai melakukan kekerasan, termasuk kekerasan seksual.

"Kalian sayang uang atau nyawa?" ancam para perampok yang menekankan gunting ke arah tubuh SR dan RP.

"Katanya tidak akan dipulangkan sampai besok-besoknya pun enggak bakal disuruh keluar, katanya gitu," ujar SR.

Para korban masih menolak memberikan seluruh hartanya dan memberi tahu nomor PIN ATM yang diincar pelaku.

Perampok itu langsung melecehkan kedua perempuan secara seksual. SR dan RP refleks menangkis tangan mereka.

"Kepada saya dia bilang, 'diam enggak!'. Kemudian perut saya ditekan dengan gunting," kata SR.

"Akhirnya kita takut sampai diancam dengan bahasa tidak sopan, seperti akan diperkosa sampai dibunuh," ungkapnya.

3. Barang berharga dikuras

Menyerah, akhirnya SR dan RP pilih merelakan sejumlah barang berharga mereka berpindah tangan.

SR merelakan ponselnya dirampas beserta uang Rp 100.000 dari dompetnya serta kalung dan anting yang ia kenakan.

Sementara itu, RP kehilangan ponsel, uang Rp 500.000 di dompet, serta saldo ATM sebesar Rp 2,8 juta.

Namun demikian, barang lain yang dibawa dalam tas kedua perempuan itu tak digondol kabur.

4. Perampok simpati

Selama penyekapan, SR merasa ada tingkah yang janggal pada para perampok itu.

"Mereka itu penjahat kok kayak ada sisi baiknya," jelas dia.

"Pas saya bilang besok dinas pagi di rumah sakit, dia (perampok) malah bilang 'nanti kita antar sampai dekat rumah'," kata SR.

"Jadi kayak masih ada negosiasi. Makanya kita mikir, ini tuh apa sih? Kami enggak ngerti."

Para perampok, di akhir episode penyekapan itu, juga sempat menceramahi para korban dengan nasihat berbau agama.

Sebelumnya, perampok itu juga menghardik SR ketika bidan tersebut menyerukan nama Tuhan.

"Saya kayak pengin tertawa saat bapaknya bilang, 'kalian itu makanya sholat, berdoa. Ini jadinya kalian yang kena'," kenang SR.

5. Diongkosi pulang

Para perampok hendak menurunkan korbannya di Jalan Mayor Oking dekat Pasar Cibinong pada pukul 02.00 dini hari.

Jelang tiba di lokasi, simpati para perampok justru bertambah. Barang-barang dalam tas SR dan RP yang sempat digeledah kembali mereka masukkan ke dalam tas dan dipulangkan kepada 2 perempuan malang itu.

"(Barang-barang di tas) tidak akan diambil, semuanya nanti saya balikin, kecuali uang dan barang-barang berharga itu," lanjut SR menirukan ungkapan perampok itu.

"Di dompet itu, semua uang diambil, tapi kartu-kartunya dibalikin, Mas. Bahkan kartu ATM yang sempat dia gesek punya RP juga dibalikin lagi," kata dia seperti tak percaya.

Tak berhenti di situ, para perampok juga menyisakan Rp 150.000 dari duit yang mereka rampas sebagai bekal ongkos pulang bagi SR dan RP.

"Kebetulan kaki saya kan ada di kolong bangkunya, terus saya mau bangun kan susah. Terus, perampoknya malah tanya, 'bisa enggak? Sandalnya mana?'"

Para perampok itu malah yang merunduk dan merangkak mencari sandal bidan dan perawat itu di kolong jok.

"Ini, pakai, duduk yang rapi," ungkap SR menirukan adegan para perampok menyodorkan alas kaki kepada mereka yang kehabisan tenaga.

"Pas kita turun, dia langsung suruh kita jalan ke depan. Betul-betul disuruh jalan ke depan, karena di depan itu jalan raya," ujar SR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com