Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantong Plastik Dilarang di Jakarta, Pedagang Pasar dan Pembeli Mengeluh

Kompas.com - 01/07/2020, 14:28 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta baru-baru ini menerbitkan Pergub Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, dan Pasar Rakyat.

Peraturan yang mulai berlaku hari ini (1/7/2020) tersebut diterbitkan untuk mengurangi jumlah sampah plastik di DKI Jakarta.

Namun di hari pertama penerapan peraturan tersebut, pedangan maupun pembeli belum sepenuhnya meninggalkan kebiasaan transaksi menggunakan plastik.

Salah satunya di Pasar Raya Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur.

Baca juga: Kantong Plastik Sekali Pakai Dilarang di Jakarta, Apa Penggantinya?

Pedangan mengaku mengeluhkan peraturan yang melarang menggunakan plastik.

"Kita sih cukup kesulitan. Karena para pembeli juga kebanyakan enggak bawa apa-apa dari rumah. Jadi ujung-ujungnya pakai plastik juga," kata Fahri selaku pedagang sepatu saat ditemui di lokasi, Rabu (1/7/2020).

Dia pun mencontohkan salah satu pelanggan yang baru saja mampir ke toko miliknya. Bukanya menolak untuk dibungkus plastik, para pembeli malah meminta pedangan menggunakan plastik dengan alasan lebih praktis.

Dia pun mengakui bahwa sosialisasi dari pihak pasar sudah dilakukan jauh-jauh hari. Namun pihak pasar tidak memberikan barang alternatif untuk menggantikan peran plastik.

"Kalau misalnya pihak pasar sediain kaya goddie bag dengan harga lebih murah (dari plastik), ya mungkin kita akan beli. Tapi ini enggak ada solusi apa-apa," kata Fahri.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai Dilarang di Jakarta

Hendra selaku pedagang baju anak-anak juga punya pendapat senada. Menurut dia, banyak dari pelanggan yang tidak menyediakan tas dari rumah untuk berbelanja.

Selain itu, dia pun cukup jengkel XSS tujuan dari peraturan tersebut untuk mengurangi sampah plastik.

"Kalau mau kurangi sampah plastik ya sekalian saja tutup pabrik-pabrik plastik. Jangan karena peraturan ini jadi kita yang korban," kata dia.

Lebih lanjut, mengganti plastik dengan tote bag pun akan menimbulkan masalah baru bagi. Pasalnya, harga tod bag jauh lebih mahal dari pada plastik.

"Kalau pihak pasar mau sediain sih enggak apa-apa. Gratis loh ya, jangan disuruh beli lagi," ucap Hendra.

Rupanya tanggapan miring juga datang dari salah satu pembeli di pasar tersebut. Anti selaku ibu rumah tangga mengaku kesulitan berbelanja jika penggunaan plastik sudah dilarang.

"Ya kalau menurut ku sih aga kesulitan ya kalau enggak pakai plastik. Soalnya kita sekali belanja suka banyak. Jadi kalau pakai tas kantong khusus suka enggak muat," terang dia.

Dia pun menyarankan pihak pasar agar menyediakan tas khusus belanja untuk semua pembeli jika pengguna plastik dilarang.

"Kaya misalkan di pintu depan pasar kita satu-satu dikasihi gratis untuk belanja itu baru enggak apa," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com