Tak patah arang, Siwi terus mengupayakan Arista agar bisa bersekolah di SMA negeri.
Baca juga: Jalur Zonasi PPDB DKI 2020 Pertimbangkan Usia agar Tak Bias Ekonomi
Siwi mendaftarkan Arista melalui jalur prestasi akademik. Akan tetapi, upayanya juga gagal karena faktor usia.
Satu-satunya harapan Arista saat ini adalah mencari bangku kosong yang masih tersedia melalui jalur tahap akhir.
PPDB tahap akhir akan dibuka apabila sekolah masih memiliki bangku kosong sisa PPDB jalur-jalur sebelumnya.
"Kami masih mau mencoba jalur terakhir, mencari kuota bangku kosong," kata Siwi.
"Di saat akhir, kalau ada sekolah yang sisa kuotanya, bisa daftar lagi, tapi enggak semua sekolah," lanjut dia.
Baca juga: Diterima PPDB Jakarta, Segera Lapor Diri hingga Pukul 16.00 WIB
Siwi masih harus mencari sekolah yang menyediakan bangku kosong untuk cucunya.
Arista pun juga harus bersaing dengan banyak calon siswa yang juga mengincar bangku kosong tersebut.
"Misalnya kan ada jatah inklusi dua kuotanya, tapi enggak ada yang daftar, kuota itu untuk jalur tahap akhir, cuma memang enggak semua sekolah yang menyediakan bangku kosong," ucap Siwi.
Siwi dan suaminya yang pensiunan pegawai swasta kini tak memiliki penghasilan.
Oleh sebab itu, mereka tersangkut faktor biaya apabila harus menyekolahkan Arista di sekolah swasta.
"Kesehariannya ya kami dibantu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu, berat biayanya kalau sekolah swasta," ujar Siwi.
Baca juga: Sekolah di Swasta Mahal, Saya Tidak Mau Menyusahkan Orangtua...
Jika Arista benar-benar tak diterima di sekolah negeri mana pun hingga akhir PPDB nanti, satu-satunya pilihan adalah menunggu PPDB tahun depan.
"Kalau enggak masuk sekolah negeri, paling nunggu setahun, karena anaknya enggak mau juga sekolah di swasta," ucap Siwi.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Siswi Berprestasi dengan 700 Piala Kini Hanya Tinggal Berharap Bangku Kosong di PPDB DKI Jakarta" (Wartakotalive/Rangga Baskoro).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.