Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakpro Lanjutkan Revitalisasi TIM, Pegiat Seni: Apa Dikata, Sudah Terjadi

Kompas.com - 16/07/2020, 09:34 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pegiat seni Arie F Batubara menanggapi pernyataan Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto yang mengklaim revitalisasi Taman Ismail Marzuki sudah dilanjutkan dan tak lagi diprotes oleh seniman.

Menurut Arie, bila diprotes saat ini memang terkesan terlambat, karena revitalisasi yang sudah berjalan.

Bahkan Arie menyindir bahwa Gedung Graha Bhakti Budaya pun sudah rata dengan tanah, maka tak ada gunanya lagi diprotes.

Baca juga: Klaim Sudah Berdamai dengan Seniman, Jakpro Lanjutkan Revitalisasi TIM

"Pembangunan yang sekarang dilakukan Jakpro itu sudah lama melenceng dari koridornya. Tapi apa dikata? Kan sudah terjadi. Gedung Graha Bhakti budaya sudah rata dengan tanah. Jadi, enggak bisa lagi kita lihat ke belakang, mari lihat ke depan," ucap Arie saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/7/2020) malam.

Untuk saat ini, yang harus dilakukan PT Jakpro adalah menyelesaikan pembangunan semua gedung yang direncanakan agar TIM bisa segera digunakan.

Ia berujar semakin lama revitalisasi dilakukan justru merugikan kesenian.

"Tinggal lagi persoalannya sekarang adalah bagaimana tempat itu akan dikelola ke depan. Dalam hal ini, prinsip sebagai laboratorium, etalase, dan barometer, harus benar-benar terjamin bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya," lanjut Arie.

Baca juga: Ketua DPRD Kesal Revitalisasi TIM Masih Berjalan meski ada Permintaan Moratorium

"Maka, restrukturisasi kelembagaan harus segera dilaksanakan secara benar dan sungguh," tuturnya.

Mantan anggota TIM Revitalisasi PKJ TIM ini menambahkan bahwa dia tak pernah memprotes revitalisasi TIM.

Arie ingin bahwa pembangunan TIM sesuai masterplan 2007 dengan beberapa revisi dan penambahan sejumlah gedung juga restrukturisasi kelembagaan.

"Selama kegiatan yang dilakukan Jakpro dalam pembangunan tersebut berada di koridor ini, saya mendukung. Tapi, kalau bertentangan, ya saya tolak," kata Arie.

Baca juga: Protes Seniman terhadap Revitalisasi TIM, Dianggap Komersial hingga Hilangkan Esensinya

Sebelumnya, PT Jakpro kembali melanjutkan revitalisasi TIM Jakarta Pusat.

Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto mengklaim kelanjutan proyek ini sudah tak diprotes oleh seniman.

"Revitalisasi sudah dilanjutkan sejak sebelum lebaran. Sekarang sudah enggak ada protes (dari seniman)," ucap Dwi di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (13/7/2020).

Revitalisasi pusat seni ini memang sempat menuai protes dari kalangan seniman.

Mereka menganggap revitalisasi ini untuk kepentingan komersialisasi.

Forum Seniman Peduli TIM sebelumnya menyatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak pernah melibatkan mereka dalam rencana revitalisasi TIM.

Pimpinan Forum Seniman Peduli TIM, Radhar Panca Dahana, mengibaratkan keputusan Anies yang mendadak menyebabkan kegiatan mereka di TIM berantakan.

"Mendadak kita hancur berantakan, kira-kira begitu. Tanpa ada kompromi," kata Radhar dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi X DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2020).
"Enggak ada bicara sama sekali dengan kami, kebijakan itu. Tahu-tahu sudah diberlakukan," kata dia.

Ia mengatakan, pada dasarnya para seniman setuju jika revitalisasi yang direncanakan Pemprov DKI Jakarta tersebut demi membuat TIM lebih baik.

Namun, dia menyayangkan mengapa Pemprov DKI Jakarta tidak melibatkan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com