Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantang Hegemoni PKS di Pilkada 2020, PDI-P: Depok Selama Ini Dikelola Secara Autopilot

Kompas.com - 18/07/2020, 18:02 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - PDI-P resmi menyatakan diri berkoalisi dengan Partai Gerindra di Pilkada Depok 2020, menggempur dominasi PKS yang sudah bertahan selama 15 tahun.

Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kota Depok, Ikravany Hilman menganalogikan bahwa selama 15 tahun, Kota Depok dikelola secara autopilot di bawah kekuasaan PKS.

Sebagai informasi, autopilot merupakan istilah yang sering dipakai dalam sistem transportasi khususnya penerbangan, di mana secara otomatis kendaraan/pesawat terbang melaju tanpa banyak campur tangan pilot/pengemudi di balik kabin.

Baca juga: Koalisi dengan PDI-P, Gerindra Yakin Raih 60 Persen Suara Pilkada Depok

"Kalau ini dibilang subjektif tidak kenapa-kenapa, walaupun saya akan berusaha objektif. Depok selama ini berkembang menjadi kota yang dikelola dengan autopilot dan ini sudah dibenarkan oleh berbagai narasumber," ujar Ikravany kepada wartawan, Sabtu (18/7/2020).

"Saya setuju dengan sebuah artikel yang menyebutkan bahwa Depok ini adalah kampung yang gagal menjadi kota," imbuhnya.

Ikravany mengambil contoh, peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Depok pun menurutnya bukan disebabkan oleh kontribusi Pemerintah Kota Depok selama ini, melainkan karena warganya sendiri.

"Depok ini sudah dikaruniai anugerah yang luar biasa karena pemkot-nya merem pun IPM-nya akan tinggi," ujar dia.

Baca juga: Diusung PDI-P di Pilkada Depok, Afifah Aliyah: Saya Tak Pernah Lobi-lobi

Oleh karenanya, ia yakin bersama Gerindra akan mampu menggempur hegemoni PKS di Pilkada Depok 2020 nanti, meskipun calon wali kota yang diusung yakni Pradi Supriatna, merupakan wakil wali kota Depok dalam pemerintahan yang disebut "autopilot" saat ini.

Ikravany meyakini bahwa koalisi PDI-P dan Gerindra bakal membawa angin segar bagi masa depan Kota Depok, terutama bagi para pemilih muda.

Keyakinan itu, lanjut Ikravany, cukup rasional karena Gerindra dan PDI-P saat ini menjadi partai paling kuat nomor 1 dan 2 di kancah nasional.

"Selain kami ini partai kader, PDI-P dan Gerindra adalah partai yang baru saja pemimpin koalisi besar di Pileg dan Pilpres dan itu luar biasa," ujar Ikravany.

"Artinya mesin partai kami punya pengalaman yang luar biasa dalam pekerjaan ini. Jadi, ketika ngomong soal kesolidan, bukan hanya jelas ada di pengkaderan, tetapi terwujud lewat perjuangan bersejarah yaitu Pileg dan Pilpres kemarin," lanjutnya.

Baca juga: Pecah Kongsi Mohammad Idris dan Pradi Supriatna di Pilkada Depok 2020

Jelang Pilkada Depok 2020, sampai saat ini terdapat 3 poros utama dalam peta kekuatan partai politik di Kota Belimbing.

Butuh minimal 10 kursi di parlemen untuk sebuah partai sanggup mengusung calon kandidatnya dalam kontestasi.

Itu berarti, selain Gerindra dan PDI-P yang masing-masing punya 10 kursi di DPRD Kota Depok, hanya PKS dengan 12 kursi yang diizinkan mengusung calonnya sendiri.

Berhadapan dengan Gerindra-PDI-P yang menjadi poros oposisi, PKS sebagai poros petahana sempat menjajal peluang koalisi dengan Golkar yang punya 5 kursi.

Baca juga: Komentar Pradi Supriatna dan Afifah Aliyah Resmi Diusung PDI-P di Pilkada Depok

PKS masih dalam proses menggodok 3 kadernya untuk menentukan salah satu yang bakal diusung di Pilkada Depok 2020.

Belum lagi, Mohammad Idris selaku wali kota petahana dari kalangan nonpartai, sejauh ini belum diusung partai mana pun dan telah mengeklaim bakal diusung PKS dalam pilkada mendatang.

Partai-partai lain dengan perolehan kursi di bawah 5, yakni Demokrat, PKB, PAN, dan PPP menjadi kuda hitam dengan membentuk Koalisi Tertata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com