BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 180 warga mengikuti rapid test Covid-19 yang digelar Pemerintah Kota Bekasi saat pelaksanaan Car Free Day (CFD), Minggu (19/7/2020).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezi Syukrawati mengatakan, berdasarkan data sementara, dari 180 warga yang menjalani rapid test, sebanyak delapan orang hasilnya reaktif.
“Jumlahnya betul, ada sekitar delapan orang yang reaktif,” ucap Dezi saat dihubungi, Selasa (21/7/2020).
Baca juga: Wali Kota Bekasi Lihat Masih Banyak Pelanggaran Saat Car Free Day
Delapan warga yang reaktif tersebut langsung ditindak lanjuti dengan menjalani pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) atau swab.
Hasil swab delapan orang tersebut akan keluar pada Rabu (22/7/2020) besok.
“Tindak lanjuti dengan swab. Kan data ini by address nanti ada pemeriksaan,” kata dia.
Dezi mengatakan, delapan orang yang reaktif saat ini sedang menjalani isolasi mandiri.
Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi sebelumnya mengatakan, kegiatan CFD pekan lalu menjadi evaluasi pihak Pemkot.
Baca juga: UPDATE 21 Juli: Bertambah 12, Ada 491 Kasus Positif Covid-19 di Kota Bekasi
Sebab, Rahmat menemukan warga yang melanggar protokol pencegahan Covid-19 saat datang ke CFD.
Pelanggaran yang ditemukan, yakni warga tak memakai masker, bergerombol, hingga ada pedagang kaki lima (PKL).
Meski demikian, ia menegaskan pihak Pemkot masih tetap akan menggelar CFD.
“Tetap dilanjutkan (CFD digelar). Kalau kita mau melakukan sesuatu yang tadi katanya dievaluasi itu kekurangannya kita harus lebih tinggi lagi penjagaan,” kata dia.
Rahmat mengatakan, pihaknya akan melakukan sejumlah evaluasi strategi pelaksanaan CFD tersebut.
Baca juga: Hanya 20 Persen Orangtua Setuju KBM Tatap Muka, Wali Kota Bekasi: Gurunya Kurang Meyakinkan
Misalnya, memperbanyak titik test rapid di area CFD. Pasalnya, pada CFD kemarin, Pemkot hanya menyiapkan satu titik test rapid.
Selain itu, pihak Pemkot juga akan menurunkan tim Kowar dari Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengingatkan pengunjung menjaga protokol kesehatan di area CFD.
Catatan redaksi
Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.
Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.
Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan test swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction).
Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).
Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.