Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Wartawan Positif Covid-19, Takut OTG sampai Akhirnya Terinfeksi

Kompas.com - 05/08/2020, 05:46 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - “Di situ gue ngerasa, yaudah ikhlas aja,” kata RF (27), seorang wartawan begitu mendengar kabar dirinya terkonfirmasi positif Covid-19.

Ia tak menyangka kini menjadi bagian dari 100.000 orang di Indonesia yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Kabar mengejutkan ia dapatkan saat dalam perjalanan pulang pada Minggu (2/8/2020) siang.

“Kaget sih, karena gue ngerasa sehat. Eh taunya positif,” ujar RF saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/8/2020) malam.

RF merupakan salah satu wartawan di Jakarta yang terinfeksi virus Covid-19. Di kantornya, ia berstatus sebagai reporter di desk nasional.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Sebut Politisi PKS Dani Anwar Meninggal karena Covid-19

Tugas RF meliput isu-isu nasional seperti di Kejaksaan Agung dan Mabes Polri. Dari sanalah cerita RF dan Covid-19 dimulai.

Di tengah wabah pandemi Covid-19, RF takut didiagnosis sebagai Orang Tanpa Gejala (ODP).

Belakangan, istilah OTG diganti Menteri Kesehatan Terawan Putranto menjadi kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik).

“Nah walaupun gue takut jadi OTG, gue nggak pernah kepikiran bakal kena karena gue ngerasa selalu pake masker, olahraga, cuci tangan, minum jamu dan lain-lain lah,” ujar RF.

Kegelisahan RF muncul saat ada tujuh orang yang bertugas di Mabes Polri dinyatakan positif Covid-19.

RF pernah berkontak dengan mereka dalam suatu acara.

“Di situ gue mulai was-was sih,” tambahnya.

Baca juga: Tukang Becak Meninggal di Atas Becaknya, Hasil Rapid Test Covid-19 Reaktif

Kemudian, ia melakukan tes usap (swab test) di RS Polri pada Jumat (31/7/2020). Hasilnya terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap pada Senin (3/8/2020).

Liputan di lapangan

Ia aktif ke turun meliput berita lapangan saat ramai isu buronan korupsi Djoko Chandra.
RF menduga tertular Covid-19 saat meliput konferensi pers di Mabes Polri.

“Meski pakai masker, lupa jaga jarak. Kalau lagi deadline berita, buyar jaga jarak,” kata RF.

Ia memilih bertugas ke lapangan lantaran sulitnya meminta keterangan narasumber untuk bahan penulisan berita.

Di saat pandemi Covid-19, kantornya tak mempermasalahkan jika kualitas berita menurun.

Redakturnya paham kalau pola liputan di saat pandemi Covid-19 terkesan satu arah.

Satu arah bisa diartikan, wartawan hanya menerima informasi yang diberikan oleh pihak humas tanpa bisa banyak memperdalam informasi lebih lanjut.

Baca juga: Curhat Wartawan Ibu Kota Meliput di Tengah Tingginya Kasus Covid-19

Sejumlah pejabat juga sulit dihubungi untuk wawancara via telepon. Padahal, wawancara via telepon sangat membantu untuk penerapan protokol kesehatan.

“Atasan ngga mewajibkan ke lapangan selama bahan berita masih bisa dicari secara daring,” ujarnya.

Tugas wartawan terancam

Tugas wartawan sebagai garda terdepan memberikan informasi akurat kini semakin terancam dengan Covid-19.

Wartawan lapangan mesti mengabarkan berita di tengah meningkatnya kasus positif Covid-19.

Tuntutan profesi inilah yang membuat sebagian wartawan masih tetap melaporkan berita dari secara langsung dari lapangan.

Risiko tertular virus Covid-19 berada di depan wartawan.

Kasus terbaru adalah klaster penyebaran Covid-19 di Mabes Polri. Sebanyak 10 wartawan terkonfirmasi positif Covid-19.

Data pemantauan Covid-19 DKI Jakarta hingga Selasa (4/8/2020), mencatat 22.909 kasus positif Covid-19.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa tren kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan selama dua pekan terakhir.

Tren peningkatan tersebut karena meningkatnya aktivitas atau mobilitas masyarakat di wilayah Ibu Kota.

“Peningkatan penyebaran sejalan dengan peningkatan mobilitas dan peningkatan aktivitas warga," kata Anies dalam sebuah video pada 25 Juli 2020.

Baca juga: Ganjil Genap Diterapkan, Pekerja di Jakarta Pilih Naik Taksi Online, Pengeluaran Membengkak

Menurut Anies, terdapat dua lokasi yang rawan terjadi penularan Covid-19 akhir-akhir ini, yakni area perkantoran dan komunitas warga.

Dua lokasi tersebut memang termasuk wilayah liputan para wartawan.

RF awalnya takut untuk pergi keluar untuk bertugas karena bisa termasuk OTG. Namun, setelah beberapa kali pergi liputan, ia positif Covid-19.

“Bulan Juni itu jarang ke lapangan karena OTG takut nularin, eh sekarang ternyata terbukti tertular,” ujarnya.

Jalani isolasi mandiri dan terbuka

Begitu dengar kabar positif Covid-19, RF langsung mengisolasi dirinya secara mandiri di rumah. RF coba ikhlas.

Hal yang ia lakukan selanjutnya adalah mencari informasi terkait protokol isolasi mandiri, asupan gizi serta vitamin, obat, dan lainnya.

Ia berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Sejauh ini, pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan puskesmas menanyakan perkembangan gejala Covid-19.

“Syukurnya sih sampai jam ini, gue gak ngerasa ada gejala apa-apa. Yaudah gue diam aja di kamar, keluar cuma ke kamar mandi aja,” kata RF.

Di kamarnya, ia sediakan disinfektan. Stok susu, cemilan, vitamin, obat, dan lainnya sudah disiapkan di kamar.

Selain isolasi, RF mengabarkan ke rekan-rekannya secara terbuka jika ia positif Covid-19.

“Pas mulai ramai beredar infonya, banyak anak-anak wartawan dan kantor japri (hubungi) gue, nanya bener apa nggak (positif Covid-19), ya gue jujur aja iya,” katanya.

Ia juga membuat pengumuman bahwa dirinya positif Covid-19.

RF mau terbuka biar orang-orang di Mabes Polri dan pernah kontak dekat dengannya bisa melakukan tes usap dan penanganan lainnya.

“Untungnya temen-temen wartawan yang japri (hubungi) gue, dukung sih. Selain doain, sebagian nanya gue mau dikirimin apa,” tambah RF.

Perusahaan tempat RF bekerja memintanya untuk di rumah sampai dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Redakturnya juga mengingatkan rekan-rekan RF agar tak ke lapangan bila tak harus meliput acara yang penting.

"Sama hindarin berkerumun saat liputan," katanya.

Aktif cari informasi Covid-19

RF bukan orang yang awam dengan risiko penularan Covid-19.

Ia mempersiapkan diri menghadapi pandemi Covid-19 sejak awal kemunculannya dan menyebar ke penjuru dunia.

“Gue mulai aktif tuh mencari tau apa itu penyakit, kenapa harus sampe lockdown dan sebagainya,” katanya.

Ia bersama rekan-rekannya meminta kantornya secara penuh memberlakukan Work From Home (WFH).

Sejak akhir Maret hingga awal Juni, RF tak keluar rumah untuk meliput.

Untuk olahraga, ia lakukan di rumah. Bahkan, untuk urusan keluarga pun ia tak keluar.

“Saking takutnya gue sampe nggak nengok pas sepupu gue lahiran,” kata RF.

Pada akhir Maret, memang pemerintah menggencarkan imbauan WFH. Sejumlah perusahaan termasuk di industri media turut memberlakukan WFH.

Tak semua wartawan bisa WFH. RF adalah salah satu wartawan yang WFH lantaran berasal dari media daring.

“Kerja di tengah pandemi ya serem. Kadang kalau lagi deadline itu lupa jaga jarak,” tambah RF.

Setelah positif Covid-19, ia lebih peduli dengan kebersihan dan lingkungan sekitar. Ke depan, ia akan menerapkan jaga jarak lebih ketat saat berada di lapangan.

“Ternyata tanpa gejala lebih serem daripada yang bergejala,” katanya.

Semoga cepat sembuh, RF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com