Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Rapat Raksasa di Lapangan Ikada, Lautan Manusia yang Bergelora...

Kompas.com - 16/08/2020, 10:27 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Pidato tiga menit dan Semangat Kemerdekaan

Dalam sidang kabinet pertama dengan sejumlah anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), Soekarno telah memutuskan untuk pergi ke Lapangan Ikada.

Ia ingin datang untuk menenangkan rakyat yang telah menunggu berjam-jam di Lapangan Ikada. Sidang Kabinet berakhir sekitar pukul 15.00.

"Saudara-saudara menteri, dengarkan keputusan saya. Saya akan pergi ke lapangan Ikada untuk menenteramkan rakyat yang sudah berjam-jam menunggu. Saya tidak akan memaksa saudara-saudara untuk ikut saya. Siapa yang tidak mau, tinggal di rumah boleh, terserah kepada saudara masing-masing." kata Soekarno seperti dikutip dari Harian Kompas.

Baca juga: Alun-alun Bekasi Menyimpan Kisah Tuntutan Rakyat Pisahkan Diri dari Batavia

Soekarno dan Hatta bersama rombongan dibawa oleh para mahasiswa dan pemuda. menggunakan dua mobil.

Soekarno dan Hatta berada di urutan kedua iring-iringan. Mobil pertama yang disediakan untuk para menteri, di depan iringan dikawal sepeda motor yang dikendarai Daan Jahja dan Subianto sebagai pembuka jalan,

Sekitar pukul 16.00, rombongan berangkat lagi menuju lapangan Ikada melalui Jl Prapatan Kwitang, masuk ke Jl Menteng Raya ke arah lapangan Ikada.

"Pada waktu itu masuk dari arah timur, kami menyambut Bung Karno dan Bung Hatta dari mobil. Bung Karno berhenti untuk berjalan kaki," ujar Moeffreni.

Bung Karno disambut dengan pekikan, "Hidup Indonesia,". Di tengah perjalanan, Bung Karno melihat Jenderal Jepang.

Jenderal Jepang itu saat bertemu Soekarno bertanya, "Apa maksud tuan mengadakan rapat ini?".

Bung Karno jawab, "Tuan tentu sudah mengetahui bahwa Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya. Itulah yang akan disampaikan kepada rakyat, bahwa Indonesia ini sudah diproklamasikan merdeka".

Baca juga: Cerita di Balik Monumen Kali Bekasi, tentang Pembantaian Tentara Jepang dan Sungai yang Memerah

Perkataan Bung Karno, lanjut Moeffreni, diterjemahkan oleh Ali Sastromiardjojo yang mahir bahasa Jepang.

Menurut Moeffreni, Bung Karno tak berpidato panjang tetapi penyampaiannya jelas.

"Rakyat menyambut hangat proklamasi kemerdekaan ini. Dilihat rakyat sudah mengerti dan memberi motivasi, pidato perpanjang-panjangan pun tidak efisien," kata Moeffreni.

"Jadi dengan demikian pidato disingkatkan dan ini merupakan suatu hasil yang baik karena kita dapat menilai respons atau tanggapan rakyat akan kemerdekaan ini betul-betul meluap," tambahnya.

Dikutip dari Harian Kompas, Presiden Soekarno dengan tenang dan mantap mengucapkan pidato sekitar tiga menit. Rapat raksasa Ikada, bagaikan sumber tenaga listrik yang mengalirkan semangat juang ke seluruh pelosok Tanah Air Indonesia.

Para pemuda, mahasiswa dan rakyat Jakarta terus melancarkan aksi-aksi perebutan kekuasaan dari tangan Jepang. Bendera Hinomaru diturunkan dan diganti dengan Sang Merah Putih. Semboyan "Merdeka atau Mati" bergema di mana-mana.

Perebutan kekuasaan terjadi di mana-mana, kantor, asrama, bengkel, stasiun radio, stasiun KA dan seluruh jaringan serta obyek-obyek vital, dijadikan milik negara.

Rapat Raksasa Ikada telah membuktikan bahwa rakyat Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com