DEPOK, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional (PAN) memutuskan bergabung dalam koalisi gemuk yang mendukung Pradi Supriatna-Afifah Alia dalam Pilkada Depok 2020.
Dalam koalisi gemuk yang ditukangi Gerindra dan PDI-P itu, PAN menjadi partai terakhir yang bergabung setelah sempat menjadi bagian dalam Koalisi Tertata yang mendukung kubu PKS.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Kota Depok Igun Sumarno menilai bahwa kans Pradi-Afifah memenangi pilkada lebih besar, meskipun selama 15 tahun terakhir Depok dikuasai PKS.
"Setelah kami berpikir dan menilai, memang 10 atau 5 tahun yang lalu pemilihan di Kota Depok itu sangat berbeda dengan sekarang. Lima tahun yang lalu, PKS mungkin begitu kuat," kata Igun kepada wartawan, Jumat (4/9/2020).
Baca juga: Koalisi Gemuk Resmi Deklarasi Dukung Pradi-Afifah Maju Pilkada Depok
"Saya kira DPP (dewan pimpinan pusat) lebih cerdas melihat kenapa kami memilih Pak Pradi. Dilihat dari popularitas, lebih yakin menang karena melihat koalisi gemuk seperti ini," ia menambahkan.
Di luar itu, Igun menyampaikan beberapa alasan normatif partainya banting setir di menit akhir.
Ia bilang, kedekatan dengan kubu PKS sebelumnya hanya merupakan komunikasi politik biasa yang belum final. Ia juga berujar bahwa partainya punya kedekatan dengan Pradi.
Igun juga menyampaikan bahwa ada "kepentingan nasional" dalam keputusan banting setir ini.
Namun, ketika ditanya lebih jauh soal maksud kepentingan nasional itu, ia menjawab, "Saya kira nanti yang di atas saya yang menjelaskan."
Baca juga: PKS Targetkan Menang 60 Persen di Pilkada 2020
Igun mengklaim bahwa partainya tidak sedang mengalami perpecahan internal akibat perubahan keputusan di menit akhir.
"Perpecahan secara institusi partai, saya jamin tidak ada," ujarnya.
"Dengan sudah keluarnya SK ke Pradi, sudah tidak ada pilihan lain," tuntasnya.
Sebagai informasi, Pilkada Depok 2020 nanti hampir pasti hanya akan mempertandingkan dua kubu petahana.
Satu adalah kubu PKS, petahana yang telah 15 tahun berkuasa di Depok, yang akan mengusung kembali Wali Kota Depok Mohammad Idris.
Idris yang notabene kalangan nonpartai tetapi dekat dengan PKS bakal duet dengan kader partai dakwah tersebut, Imam Budi Hartono.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.