JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih menyelidiki kasus dugaan pelecehan dan pemerasan yang dilakukan oleh EF terhadap seorang wanita, LHI di Bandara Soekarno-Hatta.
Hingga kini, setidaknya sudah ada 15 orang saksi yang dimintai keterangan soal kasus itu.
"Untuk saksi, sudah 15 saksi kita lakukan pemeriksaan. Termasuk korban dan ada rekan dekatnya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan, Jumat (25/9/2020).
Selain itu, kata Yusri, beberapa saksi ahli juga telah diperiksa. Salah satunya saksi ahli dari Pelayanan Pusat Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bali.
Baca juga: Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Bandara Bergelar Sarjana Kedokteran
"Untuk memeriksa psikologi dari korban itu sendiri. Kita juga sudah memeriksa pada PT Kimia Farma untuk mengetahui terlapor ini apakah dokter atau tenaga ahli," ujar Yusri.
Kasus pelecehan dan penipuan itu diketahui publik setelah korban membeberkan ke media sosial dengan menggunakan akun twitter @listongs.
Ia mengatakan, kasus itu terjadi di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Awalnya, petugas tes cepat (rapid test) berinisial EF itu mengatakan hasil tes cepat LHI reaktif.
Namun oknum tersebut menawarkan untuk tes ulang dan memastikan hasilnya akan jadi non-reaktif sehingga korban bisa melanjutkan perjalanannya.
Korban merasa ada sesuatu yang aneh dengan tawaran itu tetapi dia kemudian menyetujui untuk dites ulang.
Baca juga: Polisi Periksa IDI dan Kimia Farma untuk Usut Identitas Tersangka Pelecehan di Bandara Soetta
Setelah tes ulang dan mendapatkan hasil sesuai yang dijanjikan, yaitu non-rekaktif, korban meninggalkan tempat tes. Namun EF ternyata mengejar dia dan meminta uang sebesar Rp 1,4 juta untuk hasil itu.
Korban mengatakan, ia secara terpaksa membayar dengan mentrasfer uang senilai Rp 1,4 juta ke rekekening pribadi EF.
Setelah itu, secara tiba-tiba, EF mencium korban. Korban mengaku syok dan tak bisa menghindar atau berteriak meminta tolong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.