Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada TNI-Polri hingga Kemenkes, Begini Alur Pelayanan Kedatangan Penumpang Internasional Bandara Soetta Selama Pandemi

Kompas.com - 28/09/2020, 09:25 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Setelah menerima kritik dari travel blogger Trinity, PT Angkasa Pura II menjelaskan alur pelayanan untuk penumpang di Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta.

Executive General Manager (EGM) Bandara Soekarno-Hatta Agus Hariyadi mengatakan, pelayanan di masa pandemi Covid-19 memang banyak berubah.

Saat ini, kata dia, kedatangan penumpang internasional di Bandara Soekarno-Hatta tidak hanya dilayani oleh PT Angkasa Pura II saja, melainkan Satgas Udara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Baca juga: Kritik Blogger Trinity yang Sebut Pelayanan Bandara Soetta Rasa Ospek

"Terdiri dari unsur gabungan yakni PT Angkasa Pura II, TNI, Polri, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan, Kantor Otoritas Bandara, Kantor Imigras serta Bea dan Cukai," ujar dia dalam keterangan tertulis, Minggu (28/9/2020).

Agus menjelaskan, adapun beragam prosedur kedatangan penumpang internasional di Bandara Soekarno-Hatta dibagi menjadi dua garis besar, yakni mereka yang membawa hasil PCT test dari negara asal, dan yang tidak membawa.

Ada lima tahapan bagi mereka yang membawa hasil PCR test dengan hasil negatif dari negara asal.

1. Melalui pengecekan suhu tubuh dan saturasi oksigen

2. Pemeriksaan dokumen kesehatan, di antaranya hasil test PCR, kartu kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card (HAC), dan form epidemiologi.

3. Proses imigrasi

4. Pengambilan bagasi

5. Keluar terminal

Baca juga: Pelayanan Diprotes Blogger Trinity, Bandara Soekarno-Hatta Minta Maaf

Sedangkan untuk yang tidak membawa surat hasil PCR test, akan melalui tujuh tahapan, sebagai berikut:

1. Melalui pengecekan suhu tubuh dan saturasi oksigen

2. Rekomendasi karantina

3. Pemilihan tempat karantina

4. Proses imigrasi

5. Pengambilan bagasi

6. Tes PCR dari lokasi karantina

7. Proses klirens

Agus juga mengucapkan permintaan maaf kepada Trinity atas pelayanan yang dirasa kurang baik dari Bandara Soekarno-Hatta dan stakeholder yang bertugas.

"PT Angkasa Pura II telah menghubungi Trinity untuk menyampaikan permohonan maaf apabila ada pelayanan yang kurang berkenan. Kami juga berkoordinasi dengan seluruh stakeholder agar pelayanan dapat dilakukan dengan lebih ramah." kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com