Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengusaha Book Folding yang Bisnisnya Terdampak Larangan Resepsi Saat Pandemi

Kompas.com - 12/10/2020, 17:15 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memberikan dampak ekonomi terhadap sejumlah masyarakat baik yang menjalani bisnis besar mapun kecil-kecilan.

Sejumlah masyarakat harus kreatif memutar otak agar bisnisnya dapat bertahan di tengah bayang-bayang pandemi.

Salah satunya adalah Nurman Amirudin, pengusaha book folding yang jasanya sering dimanfaatkan calon pengantin untuk hadiah pernikahan.

Meski kegiatan resepsi pernikahan dilarang karena Covid-19, dia tak memberhentikan usahanya.

Baca juga: Cerita Dita Cari Cuan Tambahan dari Hobi Masak di Tengah Pandemi Covid-19

Book folding sendiri merupakan lipatan buku yang menjadi karya seni. Untuk memasarkan produknya, dia kini lebih banyak melakukan jemput bola dan juga berjualan online.

"Sebenarnya berpengaruh, cuma kalau ini book folding ini kan sekadar kado pernikahan. Resepsi tidak ada, tapi akad ada. Kita gencarkan pemaran di online dan tawarin langsung, jemput bola," kata Nurman, Senin (12/10/2020).

Nurman biasanya menggencarkan promosi melalui media sosial intagram @irudinnurman dan aplikasi jual beli online.

Sementara untuk harga pesanan pembuatan book folding sendiri sebesar Rp 250.000 untuk semua jenis desain yang diinginkan.

"Di insatagram aja saya gencarkan. Biasanya kan ada aja yang datang ke rumah di Jaksel. Sekarang tawarin terus promo di Instagram dan ada di Tokped," katanya.

Nurman mengakui, pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi usaha yang dijalani sejak tahun 2017 lalu itu.

Baca juga: Cerita Ibu di Bekasi Tak Tahu Anaknya Berangkat Demo, Kaget Ketika Dengar Ada di Kantor Polisi

Jumlah pesanan yang sebelumnya mencapai tujuh kini hanya menjadi dua hingga tiga per hari. Namun, usaha yang dikeluarkan justru menjadi lebih besar karena dia harus membuat beberapa contoh untuk dipasarkan.

"Biasanya saya buat dulu sampai beberapa font. Biasanya kalau ada yang tidak percaya itu saya suruh liat di online tokped," katanya.

Untuk satu karya book folding, Nurman membutuhkan waktu hingga satu minggu. Biasanya dia menggunakan novel bekas untuk berkreasi.

"Sebenarnya si tidak ditentukan banget ya untuk halaman. Tapi saya mematoki itu harus 600 lebih halaman. Semakin tebal semakin bagus," katanya.

Kini, Nurman berharap agar situasi dan kondisi saat ini dapat kembali normal dan tidak ada larangan untuk kegiatan acara pernikahan.

"Harapannya sih cuma satu, biar Covid-19 segera berakhir. Acara pernikahan banyak dan semoga pesanan bisa ramai lagi," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com