Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Protes Warga Terhadap Hotel di Sabang yang Akan Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19

Kompas.com - 23/10/2020, 07:50 WIB
Rosiana Haryanti,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penolakan warga Sabang akan alih fungsi hotel isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 tak bergejala masih berlanjut.

Setelah melakukan protes ke pihak-pihak terkait, Pemerintah menghentikan kerja sama dengan pihak Hotel Max One Sabang, Jakarta, untuk menjadi tempat isolasi mandiri pasien Covid-19.

Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Pusat Erizon Safari mengatakan, penghentian pengiriman pasien Covid-19 ke hotel itu telah dilakukan sejak minggu lalu.

Erizon mengatakan, saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah meminta pihak pengelola Max One Sabang untuk melampirkan pernyataan tidak ada penolakan dari warga sekitar.

Baca juga: Ini Alasan Warga Sabang Tolak Hotel Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19

Setelah pernyataan tersebut diserahkan, maka kerja sama dapat dilanjutkan kembali. Selanjutnya, pasien Covid-19 yang tak bergejala ditempatkan di Wisma Atlet Kemayoran atau hotel isolasi lainnya.

"Kemenparekraf minta Max One melampirkan tidak ada penolakan warga terhadap penunjukan sebagai hotel isolasi," kata Erizon kepada Kompas.com, Kamis (20/10/2020).

Meski demikian, Erizon tidak dapat memastikan apakah saat ini masih ada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi di hotel itu.

Kuasa Hukum Warga Sabang, Nasatya Danisworo mengatakan, warga saat ini masih menunggu langkah pemerintah dalam menangani masalah ini.

Terkini, menurut Nasatya, Kepala BNPB yang juga merupakan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo telah memerintahkan Biro Hukum untuk memproses masalah tersebut.

"Perkembangan resmi terakhir yang saya peroleh ketika follow up ke instansi terkait, Kepala BNPB RI selaku Ketua Satgas Penanganan Covid telah memerintahkan Biro Hukum untuk memproses permasalahan tersebut," kata Nasatya.

Baca juga: Penolakan Warga Sabang atas Keberadaan Hotel Isolasi Covid-19 Hanya Kesalahpahaman

Dengan demikian, warga Sabang, kini sedang menunggu hasil itu.

"Jadi masyarakat Sabang juga sedang menunggu hasil dari Biro Hukum tersebut," kata Nasatya.

Alasan penolakan warga

Penolakan warga akan keberadaan hotel isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 tak bergejala dilatarbelakangi oleh sejumlah alasan.

Pertama, warga khawatir akan penularan virus Covid-199. Terlebih wilayah Sabang merupakan area wisata kuliner.

"Dan Sabang ini kan kawasan kuliner, nanti bagaimana kalau masyarakat luar Sabang takut gara-gara ada fasilitas isolasi," ucap Nasatya.

Warga juga merasa tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Nasatya berujar, warga hanya pernah diberitahu bawha ada salah satu hotel yang akan dijadikan fasilitas isolasi mandiri untuk pasien Covid-19.

Baca juga: Penolakan Warga Sabang atas Keberadaan Hotel Isolasi Covid-19 di Lingkungannya...

Dia mengemukakan, pada tanggal 2 Oktober 2020, warga diundang untuk sosialisasi. Namun pada hari itu juga, mereka mengetahui bahwa pada tanggal 5 Oktober 2020, hotel tersebut sudah beroperasi sebagai lokasi isolasi. Hal itu yang membuat warga akhirnya melayangkan protes.

"Jadi jarak cuma sekitar tiga hari mau digunakan, akhirnya warga bergerak. Pertama mengajukan keberatan ke Gubernur," ujar Nasatya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com