Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Warga Sabang Tolak Hotel Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19

Kompas.com - 18/10/2020, 20:58 WIB
Rosiana Haryanti,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Sabang menolak hotel Max One Sabang di Jakarta Pusat menjadi lokasi isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 yang tanpa gejala.

Kuasa Hukum serta perwakilan warga Sabang, Nasatya Danisworo mengatakan, keberatan warga beralasan.

Pertama, warga khawatir akan penularan Covid-19. Apalagi, wilayah Sabang merupakan area wisata kuliner.

"Dan Sabang ini kan kawasan kuliner, nanti bagaimana kalau masyarakat luar Sabang takut gara-gara ada fasilitas isolasi," ujar Nasatya.

Baca juga: Penolakan Warga Sabang atas Keberadaan Hotel Isolasi Covid-19 Hanya Kesalahpahaman

Warga juga merasa tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Nasatya berujar, warga hanya pernah diberitahu bawha ada salah satu hotel yang akan dijadikan fasilitas isolasi mandiri untuk pasien Covid-19.

Dia mengemukakan, pada tanggal 2 Oktober 2020, warga diundang untuk sosialisasi. Namun pada hari itu juga, mereka mengetahui bahwa pada tanggal 5 Oktober 2020, hotel tersebut sudah beroperasi sebagai lokasi isolasi.

Hal itu yang membuat warga akhirnya melayangkan protes.

"Jadi jarak cuma sekitar tiga hari mau digunakan, akhirnya warga bergerak. Pertama mengajukan keberatan ke Gubernur," ujar Nasatya.

Akan tetapi setelah melayangkan keberatan, warga tidak mendapatkan tanggapan. Nasatya menuturkan, Gubernur waktu itu menjelaskan bahwa alih fungsi hotel menjadi lokasi isolasi mandiri pasien Covid-19 merupakan program pemerintah pusat.

Setelah itu, warga melayangkan surat ke Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

"Akhirnya kami kirim surat lagi. Ada dari Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Kemenkes, Kemenparekraf, dan Gubernur. Kami ajukan lagi pada tanggal 9 Oktober 2020, kami ajukan protes," ujar dia.

Baca juga: Warga Sabang Tolak Hotel Isolasi Mandiri Pasien Covid-19

Sebelumnya, warga dan pihak-pihak terkait telah melakukan pertemuan. Akan tetapi pertemuan tersebut belum mencapai titik temu.

Nasatya mengatakan, pihaknya masih akan menunggu langkah apa yang akan ditempuh oleh pemerintah.

"Jadi nanti kami akan coba koordinasi masyarakat Sabang, kami tunggu saja hasilnya," kata dia.

Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sudin Parekraf) Jakarta Pusat, Irwan sebelumnya mengatakan, warga menolak alih fungsi hotel menjadi lokasi isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 tanpa gejala.

Ada dua hotel yang ditolak oleh warga. Pertama adalah Max One Sabang yang telah digunakan sebagai lokasi isolasi mandiri dan Triniti Hotel.

Menurut Irwan, protes dilayangkan oleh warga Sabang sebab lokasi hotel berdekatan dengan area kuliner. Triniti Hotel hingga saat ini masih belum terisi pasien Covid-19.

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta bertambah 971 pasien pada hari ini. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Ibu Kota sejak Maret hingga saat ini menjadi 94.327 kasus.

Dari jumlah total tersebut, yang dinyatakan telah sembuh sebanyak 79.136 dengan tingkat kesembuhan 83,9 persen. Pasien yang meninggal duani 2.051 orang. Sementara jumlah kasus aktif sampai saat ini sebanyak 13.140 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com