Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Aksi, Massa Buruh Galang Sumbangan untuk Anak yang Butuhkan Pengobatan

Kompas.com - 09/11/2020, 21:19 WIB
Sonya Teresa Debora,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pekikan "Omnibus Law? Cabut!", sebuah kardus bekas diedarkan di tengah-tengah massa aksi.

Di kardus tersebut, tertulis "Aksi penggalangan dana Jamkeswatch Peduli. Ananda Habib Pranata (pasien dari Bengkulu). Penderita penggumpalan darah di otak".

Secara bergantian, massa aksi yang terdiri dari berbagai organisasi buruh mengisi kardus tersebut dengan lembaran uang.

Berdasarkan keterangan seorang perwakilan organisasi FSPMI, Muadzim, uang yang tekumpul di kardus tersebut akan ditujukan kepada seorang bocah berusia 10 tahun, Habib Pranata. Ia menderita penggumpalan darah di otak.

"Radang otak, (menyebabkan) kelumpuhan," ujar Muazim.

Baca juga: Buruh Minta Fraksi Demokrat dan PKS Inisiasi Legislative Review UU Cipta Kerja

Muazim menjelaskan bahwa penyakit tersebut diderita oleh Habib sebab ia terjatuh ketika sedang diayun-ayun oleh seorang nenek yang tinggal bersamanya.

"Kebetulan si anak ini itu dibuang oleh orangtuanya. Ini saya cerita apa adanya, si anak ini dibuang. Lalu ditemukan sama si nenek. Sampai si nenek itu berkorban segalanya, berani jual rumah, jual semua,"ujarnya.

Menurut penjelasan Muadzim, Habib sekarang tinggal bersama seorang nenek yang menemukannya ketika ia ditelantarkan oleh keluarganya dahulu.

"Sebenarnya kalau menurut cerita si nenek waktu ditemukan itu normal cuma jatuh dari ayunan. Tau kan orang zaman dulu anak tuh diayun, perkembangannya jadi seperti itu," tambahnya.

Untuk diketahui, Habib dan sang nenek berasal dari Bengkulu.

Setelah Habib jatuh sakit, sang nenek membawanya ke Jakarta untuk berobat.

"Kebetulan awalnya berobat sendiri tuh dengan biaya pribadi, begitu nyampe di Jakarta di RSCM," ujarnya

Baca juga: Klarifikasi Satgas: Pemerintah Tanggung Seluruh Biaya Pengobatan Covid-19

Namun, kini pihak Jamkeswatch membantu pengobatan Habib.

"Jadi berjalannya waktu, si nenek kehabisan dana ketika kita sudah backup secara administrasi. Karena kita, teman-teman juga setiap harinya pendampingan. Kita tengokin, kita tahu kondisi nenek di RS, jadi kita berinisiatif untuk penggalangan dana," kata Muadzim.

Penggalangan dana tersebut dikelola oleh Jamkeswatch, salah satu pilar di bawah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com