Tak disangka, karya sepeda listrik pertamanya pun berhasil. Karyanya itu menjadi buah bibir di kalangan pecinta sepeda.
“Akhirnya mulai berdatangan deh pesanan untuk modifikasi sepeda listrik,” kata dia.
Ady berujar, banyak warga dari berbagai daerah yang menggunakan jasanya untuk memodifikasi sepeda.
Karena mayoritas pelanggan berasal dari Kota Bekasi, Ady memberanikan diri memindahkan bengkelnya ke Gang Kicil.
Menurut Ady, sepeda listrik kini menjadi pilihan yang dilirik banyak orang. Hal itu terlihat dari banyaknya permintaan pelanggan yang datang setiap harinya.
Mayoritas pelanggan yang datang, lanjut dia, merupakan para pemula yang baru menggeluti hobi bersepeda.
“Banyak orang awam yang iseng-iseng hobi bersepeda mengikuti teman-teman yang suka sepeda sejak lama. Pecinta sepeda yang sudah lama biasanya jaraknya jauh kalau berkendara, sampai puluhan kilometer,” kata Ady.
“Karena tidak kuat mengikuti, jadinya mereka modifikasi sepeda dengan tenaga listrik untuk jalan jarak jauh,” tambah pria lulusan Politeknik Manufaktur Astra ini.
Baca juga: Paris Agreement, Alasan Indonesia Harus Gencar di Era Mobil Listrik
Saat memodifikasi sepeda para pelanggannya, Ady tak jarang berhadapan dengan berbagai kendala.
Salah satunya terkait dengan jenis sepeda.
“Kalau tipe-tipe baru seperti Brompton harus memakai baterai dan perangkat lain yang khusus,” terang dia.
Ketersediaan baterai pun jadi masalah tersendiri. Kebanyakan baterai yang digunakan merupakan buatan bengkelnya sendiri. Sebab, belum adanya toko yang menjual baterai khusus sepeda.
Tarif yang dipatok Ady untuk tiap modifikasi sepeda selalu berbeda.
“Umumnya dari angka Rp 5 juta sampai Rp 7 juta. Paling mahal pernah menyentuh Rp 25 juta,” ucapnya.
Menurut Ady, tarif modifikasi sepeda disesuaikan dengan model yang diinginkan pelanggan.