Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Merekam Adegan Seks Sendiri dari Para Pelaku…

Kompas.com - 30/11/2020, 08:02 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mendokumentasikan sebuah peristiwa pribadi tak melulu berujung pada kenangan manis. Pada kasus tertentu, itu bisa berujung petaka bagi diri sendiri dan orang-orang terdekat.

Korban sudah banyak. Namun, dibutakan kesenangan, banyak yang tak mau belajar sehingga jatuh pada lubang yang sama. Kasus perekaman aktivitas seks, salah satunya.

Bak fenomena gunung es, fenomena perekaman aktivitas seks hanya segelintir yang terekspose.

Padahal, pidana mengintai dari segala sisi, belum lagi efek lain dari sisi mental dan sosial ketika rekaman tersebar baik karena kesengajaan maupun tidak.

Baca juga: Fakta Terbaru Kasus Video Syur Diduga Mirip Gisel

Bersamaan, hasrat-hasrat tak wajar seperti perekaman aktivitas seks bersama pasangan ini pun perlu ditelaah lebih dalam akar persoalannya, bukan sekadar menimpakan stigma.

                                         ∂

"Kita rekam, yuk." Celetukan Andi (bukan nama sebenarnya) itu menghentikan aktivitas persetubuhannya dengan sang istri.

"Apaan, sih?" jawab sang istri, Bunga (bukan nama sebenarnya), dengan nada malas.

"Iseng aja. Habis itu kita hapus deh," timpal Andi memelas.

Wajah Bunga terlihat kesal. Namun, ia tidak berani menjawab tegas, tidak.

Menganggap sang istri tidak menolak, Andi langsung berlari kecil ke arah meja di sudut ruangan. Ia membuka salah satu laci dan merogoh isinya.

Baca juga: Polisi Kesulitan Forensik Wajah Berkait Video Syur Diduga Mirip Gisel

Dapat. Sebuah action cam ada di dalam genggaman Andi.

Ia lantas meletakkan kamera mungil itu di atas tumpukan buku yang berserak di permukaan meja.

Arah kamera diatur agar lensa dapat merekam aktivitasnya bersama sang istri.

“Sejujurnya, saat itu gue iseng aja,” tutur Andi saat menceritakan peristiwa itu kembali kepada Kompas.com di salah satu kafe bilangan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020).

Namanya juga iseng, Andi awalnya tidak tahu persis mengapa ia sampai nekat merekam aktivitas seksnya bersama sang istri.

Namun, setelah ditelisik lebih dalam, rupanya dorongan itu bukan muncul tiba-tiba dan tanpa sebab sama sekali.

Ada kemungkinan, permintaan Andi yang ajaib itu didorong sejumlah faktor pada kehidupannya yang terjadi di masa lampau.

Baca juga: Pasutri yang Diduga Perkosa Anak Angkat Merekam Setiap Adegan Seks

“Dulu waktu SMA dan kuliah, kalau diingat-ingat memang ada keinginan untuk merekam aktivitas seks. Tapi kok enggak pernah kesampaian. Eh ternyata kesampaiannya sama istri,” ujar Andi yang pada Januari 2021 nanti genap berusia 33 tahun.

Selain itu, Andi mengira-ngira dorongan untuk merekam aktivitas seks itu bersumber dari keseringannya menonton film porno.

Film dewasa yang dia tonton dahulu bukanlah yang ada di situs dewasa, melainkan video yang juga direkam secara amatir dan tersebar melalui ponsel.

“Mungkin karena itu ya. Karena dulu saya jadi suka kebayang, gimana ya kalau gue yang ada di dalam video itu,” ujar Andi.

Lain pula pengalaman Joni (juga bukan nama sebenarnya).

Pria berusia 32 tahun itu ketika kecil merupakan korban bullying. Teman-temannya meledek kondisi tubuhnya yang tambun.

Ledekan menjadi-jadi ketika mata pelajaran olahraga di sekolah. Gerakannya sering menjadi olok-olok teman bahkan sang guru.

Baca juga: Video Viral Adegan Seks di Israel, Staf PBB Diskors Tanpa Gaji

Situasi traumatik itu membuat Joni tidak percaya diri di hadapan siapa pun, termasuk di depan teman perempuan yang dia sukai di sekolah.

Beranjak dewasa, Joni berupaya keras menurunkan berat badan. Ia bertekad mencapai kesuksesan dalam hal apa pun, sesuatu yang sulit diraih ketika Joni kecil dalam kondisi tertekan.

Ia mencapai berat dan bentuk tubuh yang diinginkan pada usia 20 tahun. Saat itulah, ia merasa mulai melupakan segala beban hidupnya.

“Termasuk urusan menggaet cewek. Dulu mungkin gue anak culun ya. Dicengin terus. Tapi sekarang, gua bisa begituan sama cewek yang dianggap orang-orang 'wah, sulit itu (buat digaet).' Gue rekam pula,” ujar Joni.

Simak cerita selengkapnya di Baca juga: Yakin, Masih Mau Rekam Aktivitas Seksmu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com