Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FPI Beberkan Identitas 6 Pengawal Rizieq yang Ditembak Mati Polisi

Kompas.com - 08/12/2020, 11:26 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman membeberkan identitas enam anggota laskar pengawal Rizieq Shihab yang ditembak mati aparat kepolisian.

Munarman mengatakan, awalnya keenam orang tersebut berhadapan dengan penguntit yang membuntuti iring-iringan kendaraan Rizieq Shihab dan keluarga di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12/2020) dini hari.

Setelah insiden itu, FPI kehilangan kontak dengan enam orang tersebut. FPI baru mengetahui para pengawal Rizieq itu tewas ditembak polisi berdasarkan konferensi pers dari Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Senin siang.

"Ketika Kapolda Metro Jaya melakukan konferensi pers dan memberikan informasi bahwa enam laskar tersebut ditembak mati, barulah kami mengetahui kondisi keenam orang laskar yang ada dalam mobil," kata Munarman dalam keterangan tertulis, Selasa ini.

Baca juga: Polisi Akan Tunjukkan Rekaman Kamera CCTV Terkait Penembakan 6 Simpatisan Rizieq

Berikut identitas enam laskar tersebut:

- Andi Oktiawan lahir di Jakarta, 29 Oktober 1987 (33 tahun)
- Ahmad Sofiyan alias Ambon lahir di Jakarta, 16 Juli 1994 (26 tahun)
- Faiz Ahmad Syukur, lahir 15 September 1998 (22 tahun)
- Muhammad Reza, lahir di Jakarta, 7 Juni 2000 (20 tahun)
- Lutfi Hakim lahir 27 September 1996 (25 tahun)
- Muhammad Suci Khadavi, lahir tahun 1999 (21 tahun)

Munarman menambahkan, sampai Selasa pagi ini, pihak keluarga dan FPI belum bisa mendapatkan akses ke enam jenazah tersebut.

Munarman membantah keterangan polisi bahwa keenam laskar itu menyerang polisi terlebih dahulu dengan senjata api dan senjata tajam. Ia menegaskan, polisi yang tak berseragam lebih dulu berusaha mengadang dan menghentikan kendaraan rombongan Rizieq.

"Patut untuk dipertanyakan, tindakan dan sikap serta perilaku dari para penguntit yang membahayakan keselamatan berlalu lintas, sama sekali tidak mencerminkan tindakan dan perilaku sebagai aparat hukum, tidak juga menunjukkan identitas sebagai aparat hukum," ujarnya.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, awalnya polisi menerima informasi adanya pengerahan massa untuk mengawal pemeriksaan Rizieq Shihab di Mapolda Metro Jaya, Senin kemarin. Informasi tersebut beredar melalui pesan singkat grup WhatsApp.

Polisi kemudian menyelidiki kebenaran informasi itu dengan mengikuti mobil yang diduga mengangkut simpatisan Rizieq. Sampai di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek, menurut Fadil, kendaraan polisi tiba-tiba diserang oleh simpatisan Rizieq yang berjumlah 10 orang.

"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet, kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam sebagaimana yang rekan-rekan lihat di depan," kata Fadil sambil memperlihatkan sejumlah senjata yang disebut digunakan para simpatisan Rizieq itu.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindakan tegas terukur," tambah dia.

Enam orang simpatisan Rizieq tewas ditembak polisi, sedangkan empat orang lainnya melarikan diri. Sementara dari polisi, tak ada yang terluka ataupun meninggal dunia.

Dalam konferensi pers tersebut, Fadil menunjukkan sejumlah barang bukti yang disebut milik simpatisan Rizieq. Ada senjata api berupa dua pucuk pistol dan tujuh peluru. Selain itu, ada tiga selongsong peluru.

Menurut Fadil, dua pistol tersebut bukan pistol rakitan. Pihak simpatisan Rizieq disebut menembak sebanyak tiga kali dengan pistol tersebut.

"Asli (bukan senpi rakitan). Ini sudah ada tiga yang ditembakkan," ujar Fadil.

Barang bukti lain yang ditunjukkan adalah sebilah pedang dan sebilah celurit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com