"Positivity rate 8-10 persen itu dalam situasi kritis, serius sekali. Tidak bisa dibilang terkendali," ujarnya.
Dicky menilai positivity rate yang masih tinggi itu menunjukkan ada banyak kasus yang tak terdeteksi, baik melalui testing maupun tracing.
Kasus yang tak terdeteksi itu bisa menyebabkan tingginya kasus kematian ataupun pasien yang butuh perawatan di rumah sakit.
Ia menilai, Covid-19 di Jakarta baru bisa dibilang sedikit terkendali jika angka positivity rate berada di kisaran 5-8 persen.
"Dan kalau mau dibilang sangat terkendali, itu di bawah 5 persen," kata dia.
Dengan kondisi ini, Dicky menilai Pemprov DKI harus tetap konsisten menerapkan aturan selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi sambil tetap memasifkan upaya testing dan tracing.
Kasus Covid-19 di DKI Jakarta meningkat sebanyak 13,4 persen atau bertambah 16.808 kasus dalam waktu dua pekan terakhir.
Pada 21 November 2020, total ada 125.822 kasus Covid-19 di Jakarta. Dua pekan kemudian, tepatnya 5 Desember 2020, kasus Covid-19 di Jakarta meningkat jadi 142.630 kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.