Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idris-Imam Menang 55,58 Persen di Pilkada Depok Versi Sirekap KPU

Kompas.com - 14/12/2020, 05:59 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Pasangan calon wali kota-wakil wali kota Depok nomor urut 2, Mohammad Idris-Imam Budi Hartono dinyatakan unggul lewat penghitungan suara dalam sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) KPU.

Data dari 4.015 TPS di Pilkada Depok sudah masuk seluruhnya ke Sirekap KPU pada Senin (13/12/2020) pukul 00.14 dini hari.

Data Sirekap diperoleh dari unggahan langsung formulir C-Hasil-KWK oleh KPPS di setiap TPS.

Sirekap bertujuan agar publik dapat mengetahui penghitungan suara secara cepat.

Baca juga: Idris-Imam Menang Pilkada Depok Versi Sirekap KPU, Ini Rincian Suara Tiap Kecamatan

Sirekap bukan penghitungan suara resmi. Penghitungan resmi dilakukan lewat rekapitulasi manual berjenjang di tingkat kecamatan hingga kota yang saat ini masih berlangsung.

Dari total 747.013 suara yang masuk ke Sirekap KPU, Idris-Imam yang diusung PKS, Demokrat, dan PPP meraup 415.163 atau 55,58 persen suara di Pilkada Depok.

Sementara itu pasangan nomor urut 1, Pradi Supriatna-Afifah Alia, meraih 331.850 atau sekitar 44,42 persen suara.

Idris-Imam unggul di 10 kecamatan. Idris-Imam menang di Bojongsari dengan 65.23 persen suara, lalu Cilodong dengan 59,16 persen suara, dan Cimanggis 57,34 persen suara.

Idris-Imam hanya kalah dari Pradi-Afifah di Kecamatan Limo. Usungan Gerindra, PDI-P, Golkar, PAN, PKB, dan PSI itu sukses mendapatkan 52,65 persen suara di Limo.

Data Sirekap KPU ini tak jauh beda dengan prediksi kubu Idris-Imam yang sudah 2 kali mendeklarasikan kemenangannya sehari setelah pemungutan suara 9 Desember lalu.

Baca juga: Pilkada Depok, Kubu Pradi-Afifah Klaim Sedang Kumpulkan Indikasi Kecurangan

Mengandalkan data dari para saksi di TPS, kubu Idris-Imam saat itu mengklaim memperoleh 420.595 atau 55,57 persen suara di Pilkada Depok.

Dari data para saksi saat itu, mereka juga mengakui kekalahan di Kecamatan Limo.

Kubu Pradi-Afifah sebelumnya mengklaim tengah menghimpun laporan-laporan indikasi kecurangan selama rangkaian kegiatan Pilkada Depok 2020.

"Jadi sementara ini banyak laporan yang sedang kami kumpulkan, karena di setiap kelurahan ada saja laporannya, baik dari masa kampanye walaupun pada saat pemungutan suara," ujar sekretaris tim pemenangan Pradi-Afifah, Ikravany Hilman kepada Kompas.com, Jumat.

"Tidak semua laporan bisa digunakan. Ada yang punya potensi sebagai pelanggaran pidana pemilu, ada yang administratif, kita pilah-pilah. Ini yang sedang dikelola oleh tim hukum kami," tambahnya.

Baca juga: Real Count Pilkada Depok hingga Kamis Petang, Idris-Imam Unggul di 10 Kecamatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com