JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan blusukan di beberapa daerah di Ibu Kota.
Aksi ini pun menuai kritik, termasuk dari kalangan politisi di Tanah Air. Karenanya, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI-P Gilbert Simanjuntak menuturkan, politisi seharusnya menunjukkan sikap dewasa dalam menanggapi aksi Risma.
"Saya berharap para politisi menunjukkan sikap dewasa, bukan kekanak-kanakan seakan mainannya terganggu," kata Gilbert melalui keterangan tertulis, Rabu (6/1/2021).
Dia menyebut, politisi dan masyarakat memiliki persepsi yang berbeda terhadap aksi blusukan yang dilakukan oleh Risma.
Baca juga: Bela Risma, Fraksi PDI-P DPRD DKI: Menteri yang Blusukan Lebih Serius Bekerja
Dengan demikian, para politisi seharusnya menunjukkan kinerja karena tujuan berpolitik adalah untuk menyejahterakan rakyat.
Dengan menunjukkan kinerja yang baik, maka hal ini akan dipandang baik juga oleh masyarakat.
"Kalau kacamata politik, pasti yang protes karena merasa terancam baik pribadinya atau partainya. Kerja aja baik-baik pasti rakyat suka," ucap Gilbert.
Aksi blusukan yang dilakukan oleh mantan Wali Kota Surabaya tersebut menuai sorotan publik.
Risma sempat mendatangi kolong jembatan yang ditinggali oleh pemulung di belakang kantornya di Jakarta Pusat.
Baca juga: Sederet Blusukan Risma di Jakarta Selama Sepekan Menjadi Mensos
Risma juga berdialog dengan pemulung tersebut dan menawarinya tempat tinggal. Setelahnya, dia menyambangi kawasan Jalan Sudirman-Thamrin dan menemukan sejumlah gelandangan.
Hal ini pun menimbulkan kritikan. Salah satunya dari politisi Fahri Hamzah yang mengingatkan Risma bahwa kerja menteri berbeda dengan wali kota.
Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono juga menilai, blusukan tersebut dikemas berlebihan sehingga terlihat tidak elok di mata publik.
"Jangan lebay aja, dikemas berlebihan norak jadinya. Yang dilakukan Bu Risma termasuk kategori berlebihan," ujar Mujiyono.
Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan tunawisma yang ditemukan oleh Risma di jalanan Ibu Kota merupakan gelandangan musiman.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lanjut Ariza, tidak tinggal diam dan sudah melakukan berbagai upaya untuk menghilangkan gelandangan dari Jakarta.
Secara terpisah, Pelaksana Harian Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan para tunawisma di Jakarta umumnya memiliki rumah di kampung halaman masing-masing.
Pemkot Jakarta Pusat telah memulangkan mereka berkali-kali, namun gelandangan terus berdatangan ke Ibu Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.