Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Jadi Pemulung, Pemilik Toko Poster: Saya Ngga Punya Handphone, Ngga Bisa Komentar

Kompas.com - 07/01/2021, 20:16 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik toko poster dan bingkai Bung Karno di Jalan Minangkabau, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Doni BK (59) mengaku tak bisa berbuat apa-apa setelah dituduh sebagai pemulung yang ditemui oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Ia merasa namanya tercemar karena disebut menjadi pemulung tetapi ternyata memiliki toko poster dan bingkai Bung Karno.

“Saya dicemarkan nama baik. Semua orang anggap saya yang komentar. Saya dibilang kerjasama dengan Risma, adalah janji politik supaya dagang biar laku, supaya dagang aman,” ujar Doni saat ditemui di tokonya, Kamis (7/1/2021) siang.

Baca juga: Sang Pemilik Tak Terima Toko Posternya disebut Warganet Milik Pemulung yang Ditemui Risma

Ia mengaku tak memiliki telepon selular. Doni hanya bisa memberikan klarifikasi kepada orang-orang bertemu langsung dengannya.

“Saya ngga punya handphone, ngga bisa buat komentar. Mau mengadu ke mana? Kalau Anda wartawan, tolong berita yang disebut pemulung itu tidak benar,” ujar Doni.

Doni mengaku siap bertanggung jawab dan menghadap siapapun untuk meluruskan tuduhan terkait berpura-pura menjadi pemulung.

Ia menegaskan tak mengemis dan memulung.

“Saya hanya harap nama baik saya dikembalikan. Saya tidak akan tergiur duit kalau menyangkut nama baik saya. Saya berani, siap menghadap Bu Risma sekalian karena saya diduga mengemis. Siapapun boleh. Bu jenderal, presiden saya hadapi bahwa saya tidak pernah memulung,” tambah Doni.

Baca juga: Blusukan Mensos Jadi Polemik, Ini Pengakuan Tunawisma yang Ditemui Risma di Sudirman

Sebelumnya, beredat twit bernada miring terkait aksi blusukan Risma. Doni disebut merupakan pemulung yang bertemu Risma.

Salah satunya cuitan yang oleh akun @Andhy_SP211 dan sudah diretweet sebanyak 134 kali serta disukai 253 kali.

Narasi yang hadir dalam cuitan dan balasan komentar netizen di Twitter milik @Andhy_SP211 seolah-olah gelandangan yang ditemui Risma diatur sedemikian rupa atau di-setting.

Gembel ternyata bisa menjadi profesi yang menguntungkan, bisa ikut drakor tanpa casting pastinya,” tulis Andi SP pada Rabu (6/1/2021) pukul 10.22 WIB.

Dalam cuitannya, Andi menyertakan dua foto yang terdapat wajah seorang gelandangan berambut, berkumis putih, bertopi hitam, coklat, dan memakai masker.

Baca juga: Ayahnya Disebut Jadi Pemulung Saat Bertemu Risma, Anak Pemilik Toko Poster Di-Bully Sampai Menangis

Andi juga menyertakan tangkapan layar dari sebuah unggahan akun Facebook yang bernama Adhe Idol.

Kalau yang menghadap ke depan atau yang rambutnya putih/ubanan itu kek kenal itu, tukang jualan poster Soekarno. Memang dia orang PDIP. Lokasi jualannya Jalan Minangkabau Manggarai. Selain itu dia jualan es kelapa muda juga. Terciduk juga,” tulis Adhe Idol.

Unggahan Adhe Idol dalam akun Facebook kemudian dikomentari oleh sejumlah netizen.

Buahahahaha .. Mantap terdeteksi. Catat,” tulis akun Amir Akbar.

Wah bocor nih scenario,” tulis akun Yuli Widyaningsih.

Kalo Anda gk percaya silahkan datang ke tempat dia berjualan poster” Soekarno di Jalan Minangkabau, Manggarai pas pertigaan, Jakarta Selatan,” tulis Adhe Idhol lagi.

Selain itu, Andi juga menyertakan tangkapan layar dari layanan peta digital Google Maps.

Tangkapan layar Google Maps tersebut berisi foto sebuah toko poster dan bingkai Bung Karno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com