JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengapresiasi langkah Menteri Sosial Tri Rismaharini yang melakukan blusukan di beberapa area Jakarta.
Menurut pria yang akrab disapa Ariza ini, seorang pemimpin tidak cukup hanya melihat data dan mendengarkan laporan, tapi juga perlu mengecek ke lapangan.
"Blusukan atau cek lapangan itu sesuatu yang baik, karena setiap pemimpin, tidak boleh dan tidak cukup hanya melihat data, dan hanya mendengarkan laporan sepihak, perlu mengecek lapangan," kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (8/1/2021).
Baca juga: Dimasukkan Risma ke Balai Rehabilitasi, Pemulung: Kemerdekaan Hilang
Dia menyebut, setiap pemimpin memiliki gaya yang berbeda dalam memimpin institusi.
Dia yakin Risma tidak hanya melakukan hal serupa di Jakarta, namun juga di wilayah lain di Indonesia.
"Kami yakin Ibu Risma juga akan melihat data dan fakta tidak hanya di Jakarta, tapi pasti di seluruh Indonesia," kata dia.
Risma belakangan menjadi sorotan karena aksinya melakukan blusukan di Ibu Kota Jakarta pascadilantik pada akhir Desember lalu.
Pada hari-hari pertamanya berkantor di Kementerian Sosial (Kemensos), Risma sudah menemui beberapa pemulung dan tunawisma di pusat Kota Jakarta dan menawari mereka sejumlah bantuan, termasuk tempat tinggal.
Baca juga: Blusukan Mensos Risma di Jakarta, Pimpinan Komisi A DPRD DKI: Jangan Lebay
Namun, ada sejumlah politisi di Jakarta yang mengkritik langkah Risma tersebut.
Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono sebelumnya menilai, blusukan tersebut dikemas berlebihan sehingga terlihat tidak elok di mata publik.
"Jangan lebay aja, dikemas berlebihan norak jadinya. Yang dilakukan bu Risma termasuk kategori berlebihan," ujar Mujiyono saat dihubungi, Selasa (5/1/2021).
Mujiyono bahkan menawarkan Risma apabila ingin bertemu gembel di Jakarta, jangan mencari di daerah steril seperti Sudirman-Thamrin yang akan jarang terlihat.
Dia mengatakan, sebaiknya Risma datang ke daerah kumuh di Jakarta Barat karena di sana bisa banyak ditemukan gelandangan.
"Kalau mau lagi (ketemu gelandangan) sono di Jakarta Barat," tutur politisi Demokrat itu.
Baca juga: Disebut Jadi Pemulung, Pemilik Toko Poster: Saya Ngga Punya Handphone, Ngga Bisa Komentar
Menurut Mujiyono, di sekitar bantaran Kali Angke masih banyak gelandangan berkeliaran karena memang merupakan daerah kumuh dan padat penduduk Jakarta.
Dia tak segan mengatakan apa yang dilakukan Risma merupakan gerakan politis untuk mencari citra di tengah masyarakat.
"Sekali lagi saya bilang apapun aktivitas politik yang dilakukan tokoh politik pasti bernuansa politis," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.