Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ivana, Perawat di Jakarta yang Sudah Divaksin Covid-19

Kompas.com - 16/01/2021, 11:02 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 tahap pertama di DKI Jakarta sudah berlangsung sejak Jumat (15/1/2021).

Hal tersebut dimulai dengan pencanangan vaksinasi di Balai Kota DKI pada Jumat pagi, yang dibuka oleh kata sambutan dari Gubernur Anies Baswedan.

Anies, yang tidak disuntik vaksin lantaran pernah positif Covid-19, meminta semua orang yang nantinya telah divaksin untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

Baca juga: Sebanyak 931 Tenaga Kesehata di Jakbar Telah Disuntik Vaksin Covid-19

"Jadi, pesan penting dalam program vaksinasi ini adalah alhamdulillah kita bisa terlindungi, sekarang mari tanggung jawab kita melindungi yang lain agar yang lain tidak terpapar," kata Anies.

Dengan pencanangan tersebut, maka vaksinasi secara resmi mulai disebarkan ke masyarakat yang dibagi menjadi empat tahap.

Seperti yang dicanangkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, tahap pertama yang berhak mendapat vaksinasi adalah tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan sebagainya.

Di DKI Jakarta, vaksinasi Covid-19 terhadap para nakes telah berlangsung kemarin.

Ivana Pakpahan salah satunya. Perawat kamar bedah di Rumah Sakit Antam Medika, Pulogadung, Jakarta Timur itu mengaku telah disuntik vaksin Sinovac pada Jumat siang.

"Saya disuntik di RS Antam Medika, pada sesi kedua sekitar jam 1 siang," ujar Ivana kepada Kompas.com, Sabtu (16/1/2021).

Kronologi

Ivana memaparkan, dirinya mengetahui informasi untuk divaksin lewat pesan singkat yang ia dapatkan pada 2 Januari 2021.

Pada hari vaksinasi, Ivana mengatakan prosesnya berjalan lancar.

Dia mengaku tidak gugup dan justru senang bisa turut mendapatkan vaksinasi tahap pertama.

"Cukup bawa tiket vaksin. Tidak lama bagi saya untuk menunggu giliran. Yang menyuntik dokter dari RS tempat saya bekerja," bebernya.

Setelah mendapat suntikan, Ivana mengaku bisa melanjutkan pekerjaan seperti biasa.

"Setelah vaksin, saya diobservasi selama 30 menit. Saya harus tetap berada di lokasi vaksin," ucap Ivana.

"Setelah 30 menit, saya merasa tidak ada keluhan. Setelah itu, saya diizinkan untuk kembali bekerja. Saya juga mendapat sertifikat vaksin," ungkapnya.

Baca juga: Anies Minta Penerima Vaksin Cerita Pengalaman bahwa Vaksinasi Covid-19 Aman

Jangan takut vaksin

Sebelumnya, dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes No. HK. 02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona virus Disease 2019 (Covid-19), dijelaskan bahwa secara umum, vaksin Covid-19 tidak menimbulkan reaksi pada tubuh, atau apabila terjadi, hanya menimbulkan reaksi ringan.

Surat itu juga menerangkan bahwa reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19 hampir sama dengan vaksin yang lain.

Beberapa reaksi yang mungkin terjadi seperti reaksi lokal yang mencakup nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan, reaksi sistemik seperti demam, nyeri otot atau sendi, hingga sakit kepala.

Terkait hal itu, setelah melalui 1 hari pasca vaksinasi, Ivana menyatakan dirinya tidak mengalami keluhan atau efek samping apapun.

Dia pun menantikan vaksinasi dosis kedua yang dijadwalkan berlangsung pada akhir Januari 2021.

"Setelah 1 x 24 jam, saya tidak ada keluhan (usai divaksin). Vaksin dosis kedua infonya akan diberikan tanggal 29 Januari 2021 ," ujar Ivana.

Karena sudah merasakan vaksinasi Covid-19, Ivana pun berpesan agar masyarakat tidak perlu takut atau cemas disuntik vaksin.

"Jangan takut untuk divaksin. Setelah diberikan vaksin, wajib melakukan protokol kesehatan 3M dengan benar," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com