Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub DKI: Banjir di Pejaten Timur Kiriman dari Katulampa, Penanganannya Harus Bebaskan Lahan

Kompas.com - 09/02/2021, 13:37 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan, banjir di Pejaten Timur, Jakarta Selatan, disebabkan oleh banjir kiriman dari daerah hulu Jakarta.

"Yang ada di Pejaten Timur itu kan adanya banjir disebabkan karena aliran air yang datang dari Katulampa, yang dari daerah lain," ujar Riza dalam keterangan suara, Senin (8/2/2021).

Riza menjelaskan, akibat kiriman air yang berlebihan tersebut, terjadi peningkatan muka air, kemudian meluap ke pinggiran sungai yang terdapat daerah rendah.

Jakarta, tutur Riza, sebagian besar merupakan daerah rendah dibandingkan dengan daerah-daerah penyangga lainnya, seperti Depok dan Bogor.

Baca juga: Banjir di Pejaten Timur Mulai Surut, Warga Bersihkan Rumah dari Lumpur

Oleh karena itu, air sungai yang melintasi Jakarta seringkali meluap dan menggenangi beberapa wilayah di Jakarta.

"Sehingga memang ada daerah-daerah yang kebetulan dialiri sungai, terjadi luapan sehingga tergenang," tutur Riza.

Politikus partai Gerindra ini juga mengatakan, perbedaan antara banjir kiriman dan banjir akibat hujan lokal adalah kecepatan penanganannya.

Dia menjelaskan, banjir karena hujan lokal bisa diatasi dalam waktu tiga jam saja karena penanganannya berbeda dengan banjir karena luapan sungai.

Baca juga: Banjir di Pejaten Timur, Damkar Evakuasi Puluhan Orang

"Kalau yang di pinggir sungai itu beda ya, itu memang perlu penanganan lebih komprehensif, lahannya harus dibebaskan, harus dibuat tanggul, harus dibuat sheet pile-nya, dan sebagainya," tutur Riza.

Seperti diketahui, banjir menggenangi permukiman warga di Pejaten Timur, Jakarta Selatan, yang merupakan imbas meluapnya air dari Sungai Ciliwung, Senin (8/2/2021).

Setidaknya ada 13 kepala keluarga, terdiri dari 40 orang, yang dievakuasi akibat banjir tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com