Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ojol di Tangerang Jadi Target Vaksinasi Covid-19, Takut Didenda hingga Berharap Pandemi Berlalu

Kompas.com - 17/02/2021, 19:15 WIB
Muhammad Naufal,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sopir ojek online (ojol) di Kota Tangerang, Banten jadi sasaran penerima vaksin Covid-19 pada tahap kedua. Hal itu diungkap oleh Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah beberapa hari lalu.

Akan tetapi, salah seorang sopir ojek online, Efendi Susilo (43) mengatakan bahwa ia menolak untuk divaksin.

Pria yang biasa mengantar pelanggan di Kota Tangerang itu mengaku, ia masih belum meyakini kandungan serta kualitas dari vaksin Sinovac.

"Ya denger kabar gitu kalau masih simpang siur kan vaksinnya," ujar Efendi melalui sambungan telepon, Rabu (17/2/2021) sore.

Baca juga: Polisi Tangkap Penumpang yang Tusuk Pengemudi Ojol di Jaksel, Motifnya Ingin Curi Motor

Alasan lainnya, ia berujar bahwa mayoritas supir ojol yang dia kenal tidak pernah terpapar virus SARS-CoV-2 sejak merebaknya virus tersebut Maret 2020 lalu.

Menurut Efendi, pihak kantor tempat ia bekerja yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat kepada setiap supirnya menjadi alasan mereka tidak pernah terpapar.

"Tiap satu minggu satu kali, kami wajib kumpul. Di tempat itu, kami dicek suhu, motor (disemprot) disenfektan, dan lainnya. Kalau enggak kumpul, kami ngga bisa narik besoknya," urai pria 43 tahun itu.

Ia mengatakan, pemerintah setempat juga seharusnya berkoordinasi dengan perusahaan dia bekerja sebelum melakukan penyuntikkan atau pun pendataan.

Baca juga: Kemenkes: 4 Juta Pedagang Pasar Sasaran Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua

"Ya kan saya punya atasan. Harusnya pemerintah koordinasi dulu dong sama kantor saya. Jangan langsung ngedata atau nyuntik," ujar dia.

"Misal, kalau kantor saya kebijakannya begini, pemerintah (kebijakannya) begitu. Nah, beda. Kalau saya disuntik dua kali, bagaimana?" imbuh Efendi.

Meski menolak, Efendi juga khawatir ancaman yang dia terima apabila tak mau divaksin. Lebih baik, dia menerima vaksin daripada harus didenda. 

"Bagaimana mau bayar denda, ekonomi aja susah. Intinya vaksinnya (itu) kualitasnya (harus) jelas," ucap dia.

Sopir ojol lain, Syafiq Syahansah (26) mengatakan bahwa ia siap bila akan divaksin. Sebab menurutnya, menerima vaksin adalah salah satu cara untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

"Saya sih terima-terima aja. Enggak apa-apa. Bagus juga bisa mutus rantai penyebaran, kan," tutur dia ketika ditemui, Rabu sore.

"Apa lagi misal vaksinnya gratis, ya senang-senang aja saya sih," imbuh Syafiq.

Justru, lanjut Syafiq, ia menunggu pihak Pemerintah Kota Tangerang untuk memberikan vaksin secara gratis.

Baca juga: BPBD Jakarta Prediksi Hujan Lebat pada 18-19 Februari, Ini Wilayah yang Berpotensi Banjir

Sebab menurut dia, harga vaksin virus Covid-19 terpaut mahal untuk dia.

"Misal masih lama juga akan saya tunggu-tunggu vaksinnya," ujar dia.

Pemerintah Kota Tangerang menyiapkan sekitar 110.000 vaksin sinovac untuk pelayan publik yang akan disuntik pada tahap kedua vaksinasi.

"Bagi sektor pelayanan publik di Kota Tangerang, Pemkot menyediakan dengan jumlah vaksin tak kurang dari 110.000 dosis," kata Arief, Senin (15/2/2021).

Beberapa golongan yang termasuk tahap kedua vaksinasi adalah TNI, Polri, guru, sopir ojol, supir taksi, aparatur sipil negara (ASN), dan lainnya.

Arief berharap, warga Kota Tangerang dapat mendukung program vaksinasi terhadap pelayan publik tersebut.

Sehingga, sambung dia, pandemi Covid-19 di Indonesia dapat segera berhenti.

"Tidak perlu khawatir. Vaksinasi ini menjadi kewajiban bagi setiap masyarakat, agar pandemi bisa segera dilewati," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com