Silaban merancang banyak bangunan penting dan monumental di Indonesia, seperti Bank Indonesia, Hotel Banteng (kini Hotel Borobudur), dan Istiqlal.
Biografi singkat
Lahir pada 16 Desember 1912 di Bonandolok, Silaban tumbuh dalam jaman kolonial.
Ayahnya adalah seorang pendeta, yang menyebut 'Friedrich' sebagai 'Perderik'.
Bersekolah di H.I.S. Narumonda, Tapanuli, dia kemudian melanjutkan pendidikan di Koningin Wilhelmina School, sebuah sekolah teknik di Jakarta.
Baca juga: Tak Hanya Simbol Kerukunan, Ini Fungsi Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral
Di sekolah ini, ia mempelajari ilmu bangunan (bouwkunde) dan lulus pada tahun 1931.
Sayangnya, Silaban tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat universitas karena masalah finansial.
"Tapi di luar itu semua, beliau telah mendedikasikan dan mengabdikan hidupnya hingga mencapai kemampuan menghasilkan berbagai desain arsitektur Indonesia, melalui pembelajaran pribadi yang tiada henti," tulis buku Rumah Silaban.
Segera setelah kelulusannya pada 1931, Silaban menjadi pegawai di Departemen Umum di bawah pemerintah kolonial.
Setelah kemerdekaan, ia diangkat menjadi direktur Pekerjaan Umum di Bogor, sebuah jabatan yang dipegangnya hingga 1965 setelah jatuhnya Soekarno.
Baca juga: Makna Mendalam dari Setiap Lekuk Arsitektur Masjid Istiqlal...
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.